Suara.com - Delapan belas tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi menggunakan hak pilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 18 di rumah tahanan KPK, Jakarta. Mereka berasal dari Rutan Detasemen Polisi Militer (Denpom) Guntur Kodam Jaya sebanyak 6 orang dan Rutan KPK berjumlah 12 orang.
Secara berurutan, tahanan yang memberikan suara dari Rutan Guntur adalah Mantan Presiden PKS (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq yang sudah divonis 16 tahun penjara dalam tindak pidana korupsi kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian. Setelah itu, giliran mantan Deputi Gubernur BI Budi Mulya yang memberikan suaranya.
Selanjutnya, mantan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, Syahrul R Sampurnajaya disusul mantan Wakil Rektor UI Tafsir Nurchamid, mantan Kepala PT Nindya Karya Cabang Sumut dan NAD Heru Sulaksono serta Bupati Biak Yesaya Sombuk yang baru ditangkap KPK pada 16 Juni 2014 lalu.
Setelah para tahanan Rutan Guntur, giliran tahanan yang berada di Rutan KPK ikut mencoblos. Mereka secara berurutan adalah mantan anggota Komisi II DPR dari Partai Golkar Chairun Nisa yang sudah divonis 4 tahun penjara karena menjadi perantara pemberi suap dalam sengketa pilkada Gunung Mas di MK, advokat Susi Tur Andayani yang juga sudah divonis 5 tahun penjara karena menjadi perantara pemberi suap untuk mantan ketua MK Akil Mochtar, serta direktur PT Kaltim Parna Industri (KPI) Artha Meris Simbolon yang baru ditahan KPK pada 24 Juni 2014 lalu.
Pemilih selanjutnya adalah mantan ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar yang pada 30 Juni 2014 lalu baru saja divonis penjara selama seumur hidup.
"Saya pilih nomor tiga," ujar Akil kepada wartawan tanpa rasa tegang.
Mantan menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng menjadi orang yang selanjutnya memberikan suara. Selanjutnya ada orang dekat Luthfi Hasan, Fathanah yang diputus penjara 16 tahun Pengadilan Tinggi DKI Jakarta juga memberikan suaranya. Bupati BOgor Rachmat Yasin yang baru ditangkap pada 7 Mei 2014 ikut memberikan suara, namun tidak berkomentar mengenai pilihan presidennya.
Pemilik PT Masaro Radiokom Anggoro Widjojo yang sudah divonis 5 tahun juga ikut mencoblos diikuti Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
"Nanti kalau sudah selesai quick count diumumkan itulah yang menang, biasanya yang saya pilih adalah yang menang," kata Anas.
Pemilih selanjutnya adalah Direktur utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA) Budi Susanto divonis 8 tahun dalam tindak pidana korupsi "driving" simulator uji klinik pengemudi roda dua (R2) dan roda empat (R4) Korlantas Polri dan Direktur PT Papua Indah Perkasa Teddy Renyut. Tahanan KPK yang terakhir memberikan suaranya adalah adik gubernur Banten Ratut Atut Chosiyah, Tubagus Charie Wardana alias Wawan.