Suara.com - Pemilih muda tak haya sebatas menyampaikan hak pilihnya di TPS Pemilu Presiden 2014 tapi peduli ikut melakukan pengawasan kemungkinan munculnya pelanggaran dan kecurangan yang terjadi.
Hal itu dikatakan Project Manajer Satu Dunia, Program Pemantauan Pemilu Oleh Anak Muda, Anwari Natari di Bandung, Selasa (8/7/2014).
"Berdasarkan riset, banyak smartphone yang dimiliki pemilih muda. Melihat peluang itu, bisa dimanfaatkan untuk membantu pemantauan kecurangan dan pelanggaran Pemilu," kata kata Anwari Natari.
Ia menyebutkan, ada beberapa cara untuk melaporkan kecurangan baik pada hari pemilihan 9 Juli dan pascapemilu. Caranya kata dia tulis, potret, rekam kecurangan yang dilihat, lalu dikirim melalui media sosial seperti facebook pantau pemilu 2014, twitter @pemilu_bersih atau melalui www.pemilubersih.org.
"Kami tergabung dalam Koalisi Pemantau Pemilu Indonesia, menjalin kerjasama diantaranya Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), kamoeindonesia.org, rumah pemilu.org, WALHI Jawa Barat, Perludem dan Indonesia Corruption Watch (ICW)," katanya.
Anwari menambkan, laporan yang telah masuk akan dikirim dan dicek oleh Bawaslu RI serta dibantu tim verifikasi termasuk Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
"Dengan cara pemantauan kecurangan, ala pemilih muda yang mudah ini, akan membantu kinerja Bawaslu," katanya. (Antara)