Suara.com - Ajang balap sepeda Tour de France tak hanya jadi ajang unjuk gigi bagi pebalap sepeda profesional mancanegara. Namun, kompetisi balap sepeda yang sudah berlangsung sejak tahun 1903 itu juga menjadi ajang selfie bagi para penonton.
Setiap tahunnya, balapan yang itu disaksikan oleh ribuan orang. Biasanya mereka memadati tepian jalur jalanan yang dijadikan rute balap.
Beberapa tahun belakangan, seiring dengan mewabahnya tren selfie, kian banyak penonton yang berfoto sambil membelakangi rute balap. Mereka ingin mengabadikan dirinya bersama para pebalap Tour de France yang sedang memacu sepedanya.
Sayang, tidak semua penonton disiplin. Tak sedikit yang nekat berdiri di tengah jalan sambil membelakangi para pebalap yang sedang melaju cepat.
Akibatnya, kerap kali, tabrakan pun tak terelakkan. Seperti yang terjadi pada pebalap asal Amerika Serikat Tejay van Garderen. Akibat ulah penonton yang ber-selfie di depan jalurnya, Tejay mengalami cedera lutut. Ia melontarkan kritik lewat Twitter.
"Berdiri di tengah jalan dengan membelakangi 200 pesepeda yang melaju ke arahmu, hanya untuk ber-selfie. Berpikirlah," kicau Tejay.
"Saya suka keramaian penonton dan berterima kasih atas dukungan Anda. Namun, tolong beri kami ruang," lanjut Tejay.
Kicauan Tejay diamini oleh pebalap peraih medali emas Olimpiade Geraint Thomas.
"Hal terburuk adalah ketika orang-orang membelakangi pebalap sambil berfoto selfie," kicau Thomas.
Hal senada juga diungkap pebalap Inggris Simon Yates. Ia memuji antusiasme penonton. Namun, menurutnya, para penonton tidak menyadari seberapa cepat mereka melaju. Dengan kecepatan 60 km per jam, mereka bisa membahayakan para penonton yang nekat ber-selfie di tengah jalan. (Dailymail)