Suara.com - TNI menyiapkan pasukan cadangan untuk membantu mengamankan pemungutan suara pemilu presiden pada Rabu, 9 Juli 2014, di Kabupaten Mimika, Papua. Polda Papua sudah menetapkan status siaga satu untuk seluruh wilayah Papua dan Papua Barat.
Komandan Kodim 1710 Mimika, Letkol Inf Raffles Manurung, Selasa (8/7/2014), mengatakan pasukan cadangan tersebut terdiri atas satu pleton TNI AL, satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) Brigif 20 Ima Jaya Keramo, satu SSK Detasemen Kaveleri dan 100 prajurit dari Kodim 1710 Mimika.
Selain pasukan cadangan yang ditempatkan di markas masing-masing itu, TNI menyiagakan 100 prajurit untuk melakukan patroli mobil bersama Brimob Detasemen B Polda Papua dan Polres Mimika.
"Kita sudah siap semua baik untuk pengamanan di Kota Timika maupun di pedalaman," kata Raffles Manurung.
Menjelang pelaksanaan pilpres, menurut dia, belum terdapat hal-hal yang menonjol yang berpotensi mengganggu penyelenggaraan pesta demokrasi di wilayah Mimika.
Potensi gangguan penyelenggaraan pilpres di wilayah Mimika baru berupa ajakan oleh kelompok-kelompok yang berseberangan dengan paham NKRI kepada warga setempat untuk melakukan boikot pilpres.
Namun kini kegiatan tersebut sudah tidak tampak setelah 13 orang penyebar selebaran ajakan boikot pilpres ditangkap aparat Polsek Mimika Timur di wilayah Mapurujaya pada Jumat (4/7/2014).
"Sekarang sudah tidak ada lagi. Mungkin mereka kapok juga karena ancaman hukumannya bisa sampai 10 tahun," kata Raffles.
Ia mengatakan situasi keamanan di wilayah Mimika secara umum kondusif.
Raffles Manurung mengingatkan prajurit yang bertugas di wilayah pedalaman agar selalu waspada menjaga keamanan diri mereka dan masyarakat setempat dari berbagai ancaman untuk ingin menggagalkan agenda pilpres di Papua.
"Jaga keamanan diri, keamanan masyarakat dan keamanan wilayah kita. Apalagi ini merupakan momentum besar. Jangan sampai kita lengah," ujarnya. (Antara)