Suara.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) prihatin dengan gejala yang mengemuka selama masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) beberapa waktu lalu, di mana timbul gejala perpecahan bangsa, baik di kalangan ulama, agamawan, termasuk TNI khususnya para mantan jendral, para pekerja seni, dan juga umat masyarakat di lapisan bawah.
“Gejala ini jika tidak segera diselesaikan maka akan menjadi potensi konflik,” kata Ketua MUI Din Syamsudin seusai diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di kantor presiden, Jakarta, Senin (7/7/2014), seperti dilansir dari laman Sekretariat Kabinet.
Din Syamsudin yang juga ketua Umum PP Muhammadiyah itu menegaskan, MUI berkomitmen, akan tampil sesuai dengan jati dirinya sebagai penyangga moral bangsa. Karena itu, MUI mengundang kekuatan-kekuatan tengahan dari bangsa ini untuk mencegah hal tersebut.
“Alhamdulillah pemerintah memberikan kepastian untuk menjamin pilpres yang akan datang ini berjalan dengan baik, aman dan damai,” ujar Din.
Selaku Ketua MUI, Din Syamsudin menyerukan segenap masyarakat untuk mengedepankan baik Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam) maupun ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga bangsa).
“Kita hadapi Pilpres 9 Juli nanti dengan niat baik dan penuh tanggung jawab untuk membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat dan bangsa Indonesia, tetapi janganlah Pilpres yang sejatinya adalah cara damai untuk menyelesaikan masalah bangsa, malah menimbulkan kerusuhan,” tutur Din.