Suara.com - Elektabilitas pasangan capres cawapres nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla mulai naik lagi menjelang hari pencoblosan 9 Juli 2014.
Menurut survei dari Lingkaran Survei Indonesia(LSI) Network menyebutkan, selisih Jokowi-JK dengan pasangan nomor urut satu Prabowo-Hatta semakin melebar, yakni 3,6 persen, dari hasil survei yang dilakukan pada periode 2-5 Juli.
Jokowi-JK meraup elektabilitas hingga 47,8 persen, sementara Prabowo-Hatta 44,2 persen.
Ini merupakan untuk pertama kalinya tren elektabilitas Jokowi-JK sedikit meningkat dari Prabowo-Hatta, setelah ditempel dalam jajak pendapat beberapa pekan terakhir.
"Pasca kampanye resmi dan empat kali debat Capres-Cawapres, untuk pertamakalinya, selisih kedua Capres melebar. Sejak september 2013 hingga akhir Juni 2014, selisih kedua Capres terus mengecil, namun di awal Juli 2014, tren elektabilitas justru berbalik," kata peneliti Lingkaran Survei Indonesia(LSI) Network, Fitri Hari di Jakarta, Senin (7/7/2014).
Menurutnya, apabila Pilpres dilaksanakan pada saat survei dilakukan, maka pasangan Jokowi-JK akan menang dengan selisih yang cukup besar.
Meskipun demikian, kedua Capres masih punya peluang menang yang sama dan saling mengalahkan. Hal ini dikarenakam masih terdapat 8% pemilih yang belum menentukan pilihannya.
"Selisih ini lebih besar dari hasil survei akhir Juni 2014 yang hanya 0,5%. Namun, selisih elektabilitas yang besar tidak memberi jaminan menang, karena masih ada 8% yang belum menentukan pilihannya," tambah Fitri.
Survey ini menggunakan metodologi penelitian multistage random sampling, dan margin errornya sebesar 2% dengan mewawancarai 2.400 responden di 33 Provinsi di Indonesia.