Suara.com - Warga Indonesia di Hong Kong, Cina, menggelar pemilihan presiden pada Minggu (6/7/2014), yang diwarnai dengan membludaknya pemilih. Bahkan ribuan pemilih dilaporkan tidak bisa mencoblos karena waktu sewa lapangan yang digunakan sebagai tempat pemungutan suara sudah (TPS) habis.
Migrant Care, dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, melaporkan bahwa ribuan warga Indonesia berdemonstrasi di TPS Victoria Park karena tidak bisa memilih. Mereka tidak memperoleh hak pilih karena tidak terdaftar dan waktu sewa tempat tersebut hanya sampai pukul 5 sore waktu setempat/
"Hingga pukul 19.00 waktu Hong Kong, ribuan buruh migran Indonesia di Hong Kong berdemonstrasi di TPS Victoria Park, menuntut agar bisa mencoblos," tulis Migran Care.
Sementara beberapa video yang diunggah di YouTube menunjukkan ratusan warga Indonesia, mayoritas perempuan, berteriak-teriak mendesak Panitian Pemungutan Suara Luar Negeri (PPSLN) membiarkan mereka mencoblos.
Migrant Care mencatat ada peningkatan signifikan pada jumla pemilih di Hong Kong. Dari 13 TPS yang disediakan Konsulat Jenderal Indonesia di Victoria Park, jumlah pemilih mencapai 23.863 orang, meningkat tiga kali lipat dibandingkan jumlah pemilih ketika pemilihan legislatif yang hanya 6.973 orang.
Jumlah tersebut, masih akan dikompilasi dengan suara buruh mgran yang memilih melalui pos dan drop box yang kenaikannya juga signifikan.
Sementara itu, di Malaysia pemilih mencapai 8.968 orang. Jumlah ini naik hampir 95% dibandingkan jumlah pemilih di TPS-TPS di Kuala Lumpur pada pemilu legislatif yang hanya 5.300an pemilih.
Sedangkan di Singapura, dari 36 TPS yang disediakan oleh KBRI, jumlah pemilih mencapai 22.170 orang (rekap suara hingga berita ini diturunkan) dan jumlah ini naik sekitar 95% dari pemilu legislatif lalu.