Suara.com - Korban penculikan Mei 1998 Aan Rusdianto berubah haluan dan mendukung Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK).
Padahal dia merupakan salah satu calon legislatif (caleg) yang tak dapat kursi binaan Partai Gerindra. Dia pun berdalih ketika disinggung soal perpindahan dukungannya ini.
"Saya selama ini di Gerindra bukan siapa-siapa juga, saya hanya tertarik programatiknya saja," kata Aan dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (4/7/2014).
Dia menambahkan, memberikan dukungannya kepada Jokowi ini tanpa izin terlebih dahulu kepada Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Selain itu, dia siap mundur dari keanggotaannya sebagai kader partai tersebut jika memang diminta.
"Di DPP Partai Gerindra saya bukan tokoh penting yang mempengaruhi kebijakan. Saya juga udah sampaikan, sejak pileg saya juga sudah tidak aktif," tuturnya.
Selama di Partai Gerindra, Aan juga mengakui mendapatkan uang dari Partai ini. Namun, dia menegaskan uang yang dia terima ini bukan langsung dari Prabowo.
"Saya dapat dari teman-teman, bukan dia (Prabowo) langsung," tegas Aan.
Pilihannya untuk mendukung Jokowi-JK pada Pilpres ini merupakan ajakan dari teman-teman sesama aktivis 1998 yang diculik.
Aan mengatakan, dukungannya terhadap Jokowi-JK sekaligus berharap ada kejelasan dari 13 aktivis yang hingga kini belum ditemukan sejak 1998. Dia berharap, Jokowi-JK bisa menemukan teman-teman yang kabarnya hingga kini belum diketahui.