Korban Penculikan 1998 Dukung Jokowi, Bukan Prabowo

Laban Laisila Suara.Com
Jum'at, 04 Juli 2014 | 15:21 WIB
Korban Penculikan 1998 Dukung Jokowi, Bukan Prabowo
Empat korban penculikan 1998 , Faisol Reza,Raharja Waluya Jati dan Aan Rusdianto menyatakan mendukung capres nomor 1 Joko Widodo, Jumat (4/7/2014). [Suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Korban penculikan Mei 1998 menyatakan dukungannya untuk pasangan nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK). Mereka adalah Mugiyanto, Raharja Waluya Jati, Faisol Reza, Nezar Patria dan Aan Rusdianto, yang merupakan aktivis Partai Rakyat Demokrasi (PRD) pada saat itu.

"Sudah cukup jelas kami menyerahkan penyelesain kasus ini secara utuh. Penyerahan dukungan ini bukan berarti kami diam pasif, kami dorong ini untuk selesai," ujar Raharja Waluya Jati, dalam konfrensi persnya di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (4/7/2014).

Pemberian dukungan ini, kata Jati, karena Jokowi-JK dianggap mampu menyelesaikan kasus tersebut. Pertama dari profiling political leadership Jokowi yang dianggap mampu merangkul semua elemen masyarakat.

"Istilah popularnya, Jokowi bisa menjadi solidarity maker dan ini penting untuk menyelesaikan pelanggaran HAM di Indonesia, dimana dalam kasus itu ada unsur politik, hukum dan historis. Karena itu peran Jokowi untuk perekat elemen bangsa sangat penting," kata dia.

Dia melanjutkan, selain Jokowi, JK juga dianggap memiliki rekam jejak yang mampu menyelesaikan kasus di Indonesia. Contohnya, sambung Jati, adalah penyelesaian kasus agama di Poso dan perdamaian di Aceh.

"Ini alasan kami memberikan dukungan dan kepercayaan untuk selesaikan masalah (penculikan 1998) ini," tuturnya.

Jati menerangkan, dukungan ini sekaligus harapan agar kasus ini bisa diselesaikan dengan menggelar pengadilan HAM ad hoc. Dukungan ini tidak diberikan kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, karena Jati tidak percaya kasus ini diselesaikan pasangan nomor urut satu ini.

"Tentu saja kami tidak akan serahkan (dukungan) kepada pihak yang menjadi bagian. Tidak mungkin kamiĀ  sampaikan ini ke Prabowo, karena kami ingin kasus ini secara tuntas," tegas Jati.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI