Fadli Zon Sebut Pengepungan tvOne Tiru Gaya Komunis

Laban Laisila Suara.Com
Kamis, 03 Juli 2014 | 12:41 WIB
Fadli Zon Sebut Pengepungan tvOne Tiru Gaya Komunis
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon (kanan). [Antara/Fanny Octavianus]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi sejumlah relawan PDI Perjuangan yang mendatangi kantor televisi berita tvOne di Jakarta dan Jogjakarta menuai kecaman dari tim sukses pasangan capres cawapres nomor urut satu, Fadli Zon.

Fadli Zon dalam akun twitter miliknya @fadlizon menulis aksi pengepungan itu sebagai cara komunis untuk menghancurkan demokrasi.

Dia juga menyebut kalau seruan dari Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo untuk mengepung tvOne, yang dituding menyebar fitnah dengan berita partai partai banteng itu berisi kader PKI, itu sebagai bentuk kepanikan.

Fadli juga sempat menyindir sambil mempertanyakan kalau cara pengepungan bagian dari revolusi mental yang kerap didengunkan oleh capres nomor urut dua Joko Widodo.

“Apakah pengepungan thd TV One n intimidasi bagian dr 'Revolusi Mental'?” tulis @fadlizon.

Fadli bahkan mengutip peristiwa 1 Oktober 1965, dimana pasukan Cakrabirawa yang waktu itu diduga disusupi PKI mengepung RRI.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menyerukan kepada semua kader partai banteng moncong putih siaga satu.

Seruan Tjahjo ini untuk merespon pemberitaan stasiun tvOne yang mengesankan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri mengusung kader Partai Komunis Indonesia.

“Sikap saya sebagai sekjen partai anggota kader PDI Perjuangan segera kami ‘siaga satu’ disiapkan segera mengepung studio tvOne,” kata Tjahjo Kumolo, Rabu (2/7/2014).

Sementara itu, Wakil Pemimpin Redaksi tvOne Totok Suryanto membantah bahwa tvOne membuat pemberitaan yang seolah-olah membuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) mengusung kader Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Tidak, tidak ada kalimat seperti itu. Kami tidak pernah ada niat untuk menjelek-jelekkan partai manapun,” tegas Totok.

Totok menilai, hal itu terjadi karena kesalahpahaman semata. Dia mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan klarifikasi dengan PDI Perjuangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI