Suara.com - Seorang penduduk desa Barauchilli, warga Syiah yang tinggal di dekat Tikrit, Irak, Fadel Musa Hassan berhasil selamat dan kabur dari aksi teror pembantaian yang dilakukan Kelompok militan Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL).
Fadel, seperti dilansir dari laman Telegraph, adalah veteran perang Irak-Kuwait menyaksikan bagaimana para jihadis ISIL menyiksa penduduk desa dan tawanannya hingga tewas dengan tikaman di kepala dan seluruh tubuh berulang-ulang.
“Saya bertugas di tentara, dalam perang Iran dan Kuwait. Tapi saya tidak pernah melihat hal seperti ini. Saa anda menangkap tahanan dan ingin membunuhnya, cukup dengan satu kali tembakan saja,” cerita Fadel.
Fadel kaget dengan kekejian yang disaksikan, dia akhirnya membawa keluarganya kabur dari tempat tinggalnya di sekitar Tikrit, yang memang lebih banyak dihuni oleh warga Suni Irak.
Mereka mengungsi berjalan kaki bersama puluhan keluarga lainnya ke lokasi yang dianggap aman.
Tapi di tengah perjalanan, mereka diserbu dengan rentetan senjata. Sayangnya, anaknya terkena tembakkan. Fadel meninggalkan begitu saja anak yang sekarat di jalanan. Dia memilih bersembunyi di reruntuhan bangunan dan meringkuk ditumpukan selama berjam-jam agar selamat.
Keesokan harinya, warga menemukan 21 mayat yang tersebar di jalan-jalan.
Serangan jihadis itu sendiri berlangsung pada 17 Juni, di desa-desa Syiah Barauchili, Karanaz dan Chardaghli, dekat Tikrit, dan Bashir, selatan Kirkuk.
Desa-desa ini memang menjadi incaran tentara ISIL. Menurut Fadel, saat penyerangan terjadi, tentara ISIL melambaikan bendera hitam dan berteriak "Allah Maha Besar".
Elias Hassan, saudara Fedel, juga sama beruntungnya selamat. Tapi istrinya tewas saat dia hendak kabur menuju Karanaz. Istri Elias menjadi incaran penembak jitu, kala mereka mencoba kabur dengan menggunakan kendaraan.