Sebagian Korban Pembantaian ISIL Disalibkan

Laban Laisila Suara.Com
Senin, 30 Juni 2014 | 09:51 WIB
Sebagian Korban Pembantaian ISIL Disalibkan
Kelompok militan ISIL. (Reuters/Social Media Video via REUTERS TV)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompok militan Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) yang baru saja mengklaim membentuk negara Islam baru di Irak dan Suriah mulai menyebar teror ke seluruh dunia dengan tembakan massal yang brutal dan penemuan kuburan massal.

Isil juga menggantung sembilan orang yang sengaja dipublikasikan di perbatasan Suriah. Para korban pembunuhan ISIL  itu bahkan ada yang merupakan teman sesama kelompok pemberontak, yang sama-sama berjuang melawan pemerintahan resmi.

Pembantaian juga berlangsung di perbatasan Irak-Suriah terhadap para prajurit pemerintah yang mayoritas dari kelompok Syiah. Mereka yang ditangkap ISIL dari kelompok Sunni dipastikan tewas dibantai atau bahkan disalib.

Bahkan menurut aktivis HAM dari Syirian Observatory, perang sesama kelompok pemberontak pemerintahan resmi juga terjadi d luar Damaskus, antara ISIL dengan pemberontak anti Presiden Assad.

ISIL mengekseskusi delapan orang di Deir Hafer, di sebelah timur Propinsi Aleppo, yang ternyata ada anggota kelompok pemberontak anti Assad.

ISIL menyalib mereka  mereka di tengah alun-alun desa dan membiarkan tubuh mereka selama tiga hari.

Seperti diberitakan sebelumnya, pecahan kelompok Al-Qaeda yang menguasai sebagian besar wilayah di Irak mengumumkan pembentukan negara Islam baru di Irak dan Suriah.

Negara Islam baru yang dibentuk ISIL tersebut akan dikenal dengan nama The Islamic State. Juru bicara The Islamic State Abu Mohammed al-Adnani mengatakan, The Islamic State akan dipimpin oleh Abu bakr al-Baghdadi yang merupakan pemimpin ISIL.

Al-Adnani meminta seluruh warga yang berada di bawah kontrol The Islamic State untuk patuh dan taat kepada al-Baghdadi serta memberikan dukungan penuh. Pengumuman pembentukan negara baru itu kemungkinan akan membuat kelompok militan lainnya untuk bergabung atau melawan ISIL. (News.com.au/USAtoday)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI