Suara.com - Presiden Filipina Benigno Aquino berjanji membentuk sebuah pemerintahan otonomi bagi Front Pembebasan Islam Moro (MILF), kelompok pemberontak terbesar di negeri tersebut. Pemerintahan otonomi tersebut akan dibentuk pada bulan Januari 2015 mendatang.
Komitmen tersebut dibuat dalam kerangka perjanjian antara pemerintah dengan MILF. Berdasarkan perjanjian tersebut, MILF diharuskan membubarkan pasukan gerilya, menyerahkan senjata, dan membangun kembali komunitas masyarakat. Sebagai gantinya, pemerintah akan memberikan kewenangan lebih besar kepada MILF untuk mengendalikan perekonomian dan kebudayaan mereka.
"Semua langkah akan dilakukan dan mereka akan mulai menjabat (dalam pemerintahan otonom) mulai Januari 2015," kata Aquino di Iloilo, Filipina.
Perjanjian pemerintah dengan MILF dilakukan untuk mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung selama hampir lima dekade. Konflik tersebut menelan korban jiwa hingga 120.000 orang. Sementara itu, dua juta warga lainnya terpaksa menjadi pengungsi.
Negosiasi antara pemerintah dan MILF sudah diupayakan selama 17 tahun. Namun baru kali ini mencapai kesepakatan dengan mediasi Malaysia.
Kendati begitu, pemerintah masih menolak bernegosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf, kelompok pemberontak lain yang ada di negeri tersebut. Kelompok itu dituding sebagai pelaku pembunuhan, pengeboman dan penculikan di kawasan Filipina bagian selatan. (Reuters)