Suara.com - Jelang bulan suci Ramadan, pasar-pasar di Kairo, Mesir, diramaikan oleh kemunculan pedagang lentera Fanous. Di Mesir, lentera yang menjadi simbol dari Ramadan itu sendiri, banyak diburu warga.
Di Indonesia, malam-malam di bulan suci Ramadan biasa dimeriahkan dengan kehadiran petasan dan kembang api. Namun, tidak demikian halnya dengan di Mesir.
Di negeri tersebut, Ramadan lebih disemarakkan oleh kehadiran lentera yang biasa disebut dengan Fanoos Ramdan atau Fawanees. Fawanees sudah lama menjadi tradisi di Mesir dan negara-negara di kawasan Timur Tengah lainnya.
Sepanjang bulan suci Ramadan, anak-anak biasa membawa Fawanees sambil berjalan-jalan, sambil mendendangkan lagu-lagu Ramadan nan syahdu seperti "Wahawi ya Wahawi" dan "Ramadan Gana". Penggunaan lentera berwarna-warni ini dimulai sejak era Kekhalifahan Fatimid di Mesir. Saat itu, Khalifah Al-Muizz Lideenillah yang datang ke Kairo tepat pada malam Ramadan 358 Hijriah atau tepatnya pada tahun 968, disambut warga dengan lentera Fawanees.
Sejak saat itu, Fawanees mulai digunakan sebagai pelengkap dekorasi masjid dan rumah. Tak hanya itu, seiring perkembangan zaman, Fawanees juga sering terlihat di mall dan pusat perbelanjaan di Mesir. (Reuters/Familyholiday)