Suara.com - Joko Widodo menyatakan siap untuk memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika nanti terpilih sebagai presiden dalam Pilpres 9 Juli 2014.
Hal itu disampaikan Jokowi, usai mengklarifikasi Laporan Harta dan Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) selama lebih dari tiga jam di KPK, Jakarta, Kamis (26/6/2014),
"KPK perlu diperkuat, anggaranya perlu ditambah dan memperbanyak lagi penyidik yang ada, kalau ekonomi kita bagus akan meloncat kurang lebih 10 kali (penambahan), " seru Jokowi, sambil didampingi Ketua KPK Abraham Samad.
Jokowi yang mengenakan baju batik hitam dengan corak cokelat itu mengaku, dirinya dan pendampingnya Jusuf Kalla (JK) berkomitmen menambah ribuan penyidik yang dinilainya masih sedikit.
"Kemudian memperbanyak lagi penyidik yang ada. Saya kira ribuan yang perlu ditambahkan, agar kekuatan KPK ini adalah institusi yang betul-betul kuat," katanya.
Kandidat pasangan capres cawapres nomor urut dua Jokowi –JK mengklarivikasi harta kekayaannya untuk memenuhi persyaratan sesuai dengan Pasal 5 huruf f dan pasal 14 ayat 1 huruf d, UU nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Kemarin capres cawapres nomor urut satu Prabowo Subianto dah Hatta Rajasa mendapat giliran lebih dahulu untuk mengklarifikasi hartanya di KPK.
Dia menyatakan kalau dalam laporan itu mengakui ada penambahan aset miliknya dari hari transaksi pengurangan asetnya yang lain.