Suara.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam keras segala bentuk kampanye fitnah yang berlangsung sempanjang pelaksanaan tahapan kampanye pemilu presiden (pilpres).
"Apalagi fitnah dan 'ghibah' yang merajalela akhir-akhir ini oleh kedua belah pihak pasangan capres-cawapres," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Din Syamsudin di Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Pasangan capres-cawapres dan pendukungnya juga diminta unruk menjaga kesucian bulan Ramadhan dengan mengedepankan persaingan yang sehat dan menghentikan segala bentuk kampanye hitam, fitnah dan ghibah.
Kampanye hitam, menurut Din selain mengurangi kualitas demokrasi juga memunculkan pertentangan masyarakat.
"Karena itu MUI minta dihentikan segala bentuk kampanye hitam, untuk itu masyarakat perlu pertimbangan rasional dalam arti tidak mudah terpengaruh," ucapnya, menegaskan.
Lebih lanjut Din mengatakan, MUI tidak terlibat secara langsung untuk menghadapi kampanye hitam. Untuk itu dia mengingatkan umat Islam khususnya untuk tidak terjebak perangai politik kampanye hitam.
MUI secara kelembagaan bersikap netral dan tidak memihak pasangan capres tertentu, dan tidak partisan mendorong rakyat memilih khususnya umat Islam.
Masyarakat didorong untuk memberikan hak pilihnya dengan menggunakan pertimbangan rasional dalam memilih capres-cawapres yang jujur, adil, berani, bertanggung jawab dan berkemampuan dalam memimpin bangsa. (Antara)