Buzzer Kerab Dimanfaatkan Timses Capres Bantu Sebar Isu

Siswanto Suara.Com
Sabtu, 21 Juni 2014 | 14:34 WIB
Buzzer Kerab Dimanfaatkan Timses Capres Bantu Sebar Isu
Ilustrasi Twitter (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Indeks Digital Jimmi Kembaren menilai di Pemilu Presiden 2014, terjadi peningkatan penggunaan media sosial (social media) untuk menyampaikan pesan politik dari para capres-cawapres maupun pendukungnya kepada publik.

"Pilpres kali ini, peran socmed lebih signifikan dibanding sebelumnya karena pengguna Twitter dan Facebook meningkat," kata Jimmi dalam diskusi bertema Perang Social Media di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (21/6/214).

Media sosial, menurut Jimmi, menjadi salah satu referensi bagi pemilih pemula.

"Dibandingkan jumlah DPT 125 juta. (Kini) Pengguna socmed cukup signifikan karena mereka juga pemilih pemula," tuturnya.

Media sosial, katanya, juga dimanfaatkan untuk aktivitas negatif, misalnya untuk menjatuhkan lawan politik.

"Ada pengiriman konten (negatif). Akhirnya ada isu populer by design. Buzzer," katanya.

Terkait buzzer, Jimmy mengatakan kalangan ini kerab dimanfaatkan tim capres tertentu untuk membantu menyebarkan pesan secara masif. Buzzer biasanya disematkan kepada pengguna media sosial yang memiliki jumlah followers sangat banyak.

"Orang yang populer, banyak followers sampai jutaan, ia dibayar untuk gulirkan suatu isu, pasti akan ada conversation dan (menjadikan) isu itu terkenal," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI