Respon Serangan Via Media Sosial, Kubu Prabowo Bentuk Tim Spesialis

Siswanto Suara.Com
Sabtu, 21 Juni 2014 | 12:36 WIB
Respon Serangan Via Media Sosial, Kubu Prabowo Bentuk Tim Spesialis
Deklarasi puluhan organisasi kemasyarakatan yang tergabung dalam Relawan Merah Putih Sejati mendukung Prabowo-Hatta di Tugu Proklamasi, (10/6). [suara.com/Adrian Mahakam]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Media sosial, khususnya Twitter dan Facebook, kerab dimanfaatkan pendukung capres-cawapres untuk menyebarkan berbagai isu yang menguntungkan maupun yang merugikan.

Seperti yang terjadi belakangan ini. Dokumen rekomendasi DKP untuk memberhentikan Prabowo Subianto dari anggota militer atau transkrip yang disebut-sebut hasil percakapan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Jaksa Agung Basrief Arief, beredar luas di media sosial. Padahal, belum tentu dokumen tersebut asli.

Untuk merespon serangan via media sosial, tim sukses Prabowo Subianto - Hatta Rajasa di bidang media sosial membentuk tim khusus. Tetapi, tim ini tidak akan menanggapi serangan lawan secara membabi buta.

"Melalui tim resmi, kami lebih konsen ke konten, kami tidak ingin terlalu menyerang, gak total football," kata tim media sosial Prabowo-Hatta, Noudhy Valdryno, di acara diskusi bertema Perang Sosial Media di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (21/6/2014).

Naudhy mengakui belakangan ini serangan melalui media sosial sudah sporadis. Informasi yang disebarkan, katanya, bersumber dari pihak yang tidak bertanggungjawab.

"Karena beberapa hari ini mengejutkan dokumen negara yang beredar dengan cepat, asli atau palsu bisa dipertanyakan. Kami harus menjaga kualitas socmed," kata Noudhy.

Dengan dibentuk tim khusus media sosial, katanya, aktivitas media sosial yang dimainkan lawan politik dapat terpantau.

Pemilu Presiden 2014 diikuti oleh dua pasangan capres-cawapres. Pasangan nomor urut satu adalah Prabowo-Hatta. Sedangkan nomor urut dua adalah pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI