Pembangunan Underground MRT, Jalan Sisingamangaraja Berpotensi Macet

Doddy Rosadi Suara.Com
Jum'at, 20 Juni 2014 | 11:45 WIB
Pembangunan Underground MRT, Jalan Sisingamangaraja Berpotensi Macet
Pekerja mengoperasikan alat berat dalam proyek Mass Rapid Transit (MRT) di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.(Antara/Pradita Utama)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Manajemen PT MRT Jakarta memulai proses penyiapan koridor Sisingamangaraja – Bundaran Senayan sebagai jalur transisi dari jalur layang menuju ke jalur bawah tanah (underground). Sebagi jalur transisi, koridor ini akan mengalami perubahan lajur lalu lintas secara permanen dengan berkurangnya satu lajur dan penggunaan lajur Transjakarta yang digunakan bersama dengan kendaraan pribadi.

Lokasi persis jalur transisi ini adalah di Jl. Sisingamangaraja menjelang Bundaran Senayan tempat berdirinya Patung Pemuda Membangun.

Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan bahwa konsekuensi dari persiapan tersebut maka pihaknya akan segera memulai kegiatan relokasi dan penanaman kembali pohon akan dilakukan di area median jalan Jl. Sisingamangaraja dan diikuti dengan pengupasan median jalan. Pekerjaan ini akan dimulai Jumat (20/6/2014).

“Pada tahapan pekerjaan ini akan dilakukan rekayasa lalu lintas berupa jalur Transjakarta di sisi Barat (arah Bundaran HI)  akan digabung dengan jalur kendaraan pribadi (Mix Use), dan jalur hijau /pemisah jalur cepat lambat yang telah selesai dibeton akan dibuka dan dimanfaatkan untuk lajur lalu lintas,” kata Dono dalam siaran pers yang diterima suara.com, Jumat (20/6/2014).

Dengan demikian, jumlah lajur di jalan Sisingamangaraja (dari depan taman mataram sampai dengan Bundaran Senayan) akan menjadi 3 lajur pribadi dan 1 lajur yang digunakan bersama antara bus Transjakarta dengan kendaraan pribadi. Jumlah lajur ini akan berlaku secara permanen sampai dengan selesainya proyek MRT Jakarta.

Sedangkan di sisi Timur (arah Blok-M), akan dilakukan pelebaran jalur lambat dengan melakukan pengupasan sebagian trotoar. Selama pelaksanaan pekerjaan ini, tidak terjadi perubahan jumlah lajur lalu lintas karena penutupan 1 lajur lambat akan dibarengi dengan pembukaan jalur greenbelt/pemisah jalur cepat lambat yang telah selesai dibeton.

Dengan demikian, jumlah lajur dari arah utara ke selatan di daerah ini tetap 4 lajur untuk kendaraan pribadi dan 1 lajur untuk bus Transjakarta.

Setelah pekerjaan pelebaran jalur lambat di sisi Timur selesai pada 25 Agustus 2014, maka selanjutnya akan dilakukan penyesuaian lalu lintas di jalur ini menjadi 3 lajur pribadi dan 1 lajur bersama bus Transjakarta dan kendaraan pribadi seperti di sisi Barat. Hal ini perlu dilakukan untuk pelaksanaan konstruksi MRT Jakarta di area median jalan.

Pekerjaan di area median jalan ini merupakan persiapan mobilisasi pemancangan soldier pile di bagian tengah. Dono Boestami mengatakan bahwa pekerjaan pemancangan soldier pile merupakan kelanjutan dari pekerjaan pengupasan jalur hijau yang sudah dilakukan sejak pertengahan Desember tahun kemarin.

”Dengan selesainya pekerjaan pengupasan jalur hijau kini pekerjaan bergeser menuju area median jalan dan trotoar di wilayah jalan Sisingamangaraja. Dan jalur pengganti lalu lintas kendaraan sudah tersedia pada saat dilakukannya penutupan median jalan di wilayah Sisingamangaraja,” jelas Dono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI