Suara.com - Mantan Panglima ABRI Jenderal (Purn) Wiranto mengklaim tidak berniat melakukan kudeta terhadap Presiden Soeharto saat negara dalam keadaan genting menghadapi kerusuhan dan demontrasi mahasiswa yang menunut Soeharto lengser pada 1998.
Dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (19/6/2014), Wiranto yang waktu itu ditunjuk sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan dan Kewaspadaan Nasional, menyatakan tiga alasan dia tidak mau mengkudeta.
Berikut tiga alasan Wiranto tetap melaksanakan perintah presiden sampai Soeharto digantikan oleh Habibie yang tetap memintanya menjabat Panglima ABRI.
1. Takut bentrok dengan rakyat
“Kalaulah saya ambil alih saya hanya akan berkuasa berdasarkan secarik kertas dari presiden yang baru saja dijatuhkan,” kata Wiranto.
“Berarti saya berhadapan dengan rakyat, apa kita tega?” jelasnya lagi.
2. Takut rakyat menderita karena embargo ekonomi
“ Presiden waktu itu tidak akan diterima dipergauilan internasional. Pasti kita akan diembarho ekonomi. Rakyat akan menderita sekali,” ujar Wiranto.
3. Takut kudeta jadi kebiasaan di Indonesia
“Kalau kita akan kudeta, kebiasaan itu akan terus berlanjut. Saya tidak pernah menyesal. Kita bersukur negera ini terjaga lebih baik,” ujar Wiranto.