Suara.com - Entah karena memang kesulitan memberikan penjelasan isu yang kini tengah jadi polemik atau memang kegerahan, keringat bekas Panglima ABRI Jenderal Purnawirawan Wiranto mengucur saat menyampaikan peristiwa kerusuhan 1998 lalu di Kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (19/6/2014).
"Ini bukan karena tegang tapi karena ruangannya sempit dan penuh. Kaya 2000 watt (listrik) ke muka saya," tutur Wiranto dalam konfrensi persnya.
Di tengah-tengah pemaparannya, keringat mengucur di wajah Ketua Umum Partai Hanura. Kemeja putih yang dia kenakan juga tampak basah oleh keringatnya.
Wiranto menambahkan, ruangan konferensi pers memang tidak dapat menampung banyak jurnalis dan undangan. Apalagi dengan tidak dilengkapi pendingin yang membuat suasana makin panas.
"Padahal ini bukan di padang pasir, ruangan ini memang penuh dan tidak ber-AC," tuturnya.
Wiranto menggelar konferensi pers tersebut untuk merespon surat Dewan Kehormatan Perwira (DKP) ABRI pada 1998 yang memecat Prabowo Subianto dari dinas militer.
Selain memaparkan soal rekomendasi DKP yang tersebar, dia juga memaparkan kondisi nasional pada 1998 dan tindakannya sebagai Panglima ABRI saat itu.