Korban Tewas Akibat Kapal Karam Terus Bertambah

Angelina Donna Suara.Com
Kamis, 19 Juni 2014 | 08:45 WIB
Korban Tewas Akibat Kapal Karam Terus Bertambah
Ilustrasi kapal tenggelam. (Shutterstock/isarescheewin)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah korban tewas bertambah menjadi sembilan orang, dan 27 lagi masih hilang dalam insiden kapal karam di muara Sungai Kuala Langat dekat Pulau Carey, Selangor, Malaysia, yang membawa 97 penumpang warga negara Indonesia.

Dalam kejadian pada Rabu (18/6) dinihari itu, 61 penumpang yang terdiri atas 48 lelaki, 12 perempuan dan seorang anak-anak berhasil diselamatkan pasukan Maritim Malaysia (APMM).

Tragedi itu terjadi ketika kapal kayu itu baru berlayar 200 meter dari dermaga ilegal di Sungai Air Hitam.

Para penumpang yang diduga merupakan pekerja tanpa izin (PATI) itu dalam perjalanan pulang ke kampung halaman menjelang bulan Ramadan.

Kepala Operasi APMM Klang, Lt. Mohd Hambali Yaakop seperti dikutip media lokal, Kamis (19/6/2014)  mengatakan, penyebab karamnya kapal yang biasa digunakan untuk mengangkut bawang itu kemungkinan karena kelebihan muatan, bocor atau melanggar beting pasir yang banyak terdapat di sekitar lokasi kejadian.

"Lokasi tersebut memang dikenali sebagai jalan tikus untuk PATI warga Indonesia menyelundup keluar dari negara ini secara ilegal," katanya.

Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno telah mengunjungi tempat penampungan para korban selamat kapal kayu yang tenggelam tersebut di Balai Polisi Telok Panglima Garang dan Kantor Bea Cukai Klang untuk mendapatkan informasi kejadian yang sebenarnya.

Dari kunjungan tersebut, Dubes Herman mendapatkan keterangan para korban tersebut berangkat dari Pulau Carey, Klang, Selangor, Selasa (17/6) tengah malam dengan tujuan Tanjung Balai Asahan, Medan, Sumatera Utara.

Berdasarkan Keterangan pers KBRI Kuala Lumpur kepada Antara, para korban menggunakan jalur kepulangan ke Indonesia secara ilegal karena tidak memiliki dokumen izin tinggal yang sah di Malaysia.

Musibah tersebut sangat disesalkan karena sudah beberapa kali terjadi setiap tahun, khususnya menjelang bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Menjelang hari raya, para pekerja Indonesia yang kebanyakan tidak memiliki dokumen izin tinggal yang sah di Malaysia banyak yang memilih jalur pulang tidak resmi.

Untuk mengantisipasi agar musibah seperti ini tidak terjadi lagi, Pemerintah Malaysia melalui Departemen Dalam Negeri atas permintaan Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno telah menyetujui suatu program khusus untuk pengaturan pemulangan WNI/TKI ilegal melalui jalur resmi dengan biaya yang wajar.

Oleh karena itu, Dubes Herman Prayitno mengimbau para WNI yang akan kembali kampung halaman menjelang bulan suci Ramadan agar mengutamakan keselamatan dan dapat mengikuti program pemulangan yang akan diatur oleh Kementerian Dalam Negeri Malaysia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI