Suara.com - Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura merekam penyusutan jumlah titik panas (hotspot) di Riau yang tadinya mencapai 60 titik menjadi hanya 21.
"Total titik panas di Sumatera ada 61, namun di Riau hanya 21 titik," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Said Saqlul Amri kepada pers di Pekanbaru lewat pesan elektronik yang diterima, Selasa malam (17/6/2014).
Menurut Said, itu merupakan jumlah titik panas yang terekam satelit pada Selasa sekitar pukul 17.00 WIB.
Hotspot terbanyak menurut data yang dirilis BPBD Riau, berada di Kabupaten Indragiri Hulu yakni lima titik, tersebar di Kecamatan Pranap (4 titik) dan di batang Cinaku. Titik panas lain juga terekam di Kabupaten Pelalawan, yakni sebanyak empat titik berada di Kecamatan Pangkalan Kuras (3), dan Ukui (1).
Sementara di Kabupaten Bengkalis ada tiga titik panas, yang berlokasi di Kecamatan Rupat dan di Indragiri Hilir juga ada tiga titik, meliputi Kecamatan Keritang, Kempas, dan Gaung Anak Serka.
Selebihnya titik panas berada di Kabupaten Kampar (2), Kuantan Singingi (2), dan Kota Dumai juga sebanyak dua titik panas.
Sebelumnya pada Senin (16/6) pukul 17.00 WIB, Satelit NOAA 18 merekam sebanyak 60 titik panas (hotspot) di daratan Provinsi Riau. Data Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Asap Riau mengatakan titik panas terbanyak berada di wilayah Kabupaten Rokan Hilir, yakni mencapai 23 titik.
Kemudian 15 titik panas lainnya terdeteksi oleh NOAA 18 berada di Kabuapaten Pelalawan. Selanjutnya di Kabupaten Indragiri Hulur terdeteksi ada lima titik panas, dan di Rokan Hulu terekam sebanyak empat titik yang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan.
Begitu juga di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir, NOAA 18 merekam keberadaan empat titik panas dan di Kuantan Singingi sebanyak tiga titik.
Hotspot juga terdeteksi di Kabupaten Bengkalis (2), Kampar (2), Siak (1), serta Kota Dumai (1).