Suara.com - Tim Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, Habiburokhman, mengingatkan Tim Pemenangan Joko Widodo - Jusuf Kalla agar tidak langsung mengait-ngaitkan kasus tabloid "Obor Rakyat" dengan Istana.
"Jangan gampang menyebut Istana. Istana itu institusi kepresidenan. Apakah ada orang Istana yang terlibat? Kan, dibilang itu ("Obor Rakyat") media pribadi. Jangan asal tuduh," kata Habiburokhman di kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (17/6/2014).
Tabloid "Obor Rakyat" -- yang isinya dianggap kubu Jokowi berisi fitnah itu -- dipimpin oleh Setiyardi Budiono. Setiyardi adalah Komisaris PTPN XIII yang juga asisten staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Habiburokhman menambahkan Presiden SBY telah menyatakan sikap untuk netral dalam Pemilu Presiden 2014.
"Apa yang disampaikan SBY, untuk netral, Istana netral, Pak SBY sebagai pribadi saja netral. Apa yang dimaksud pihak Istana itu? Jangan menimbulkan fitnah. Orang sudah bagus-bagus netral, difitnah macam-macam," katanya.
Lebih jauh Habiburokhman menilai sikap yang ditunjukkan kubu Jokowi adalah sikap panik. Menurut dia, kubu Jokowi juga berlebihan dalam merespon kasus tersebut.
"Yang saya ikuti memang lebay sikap Jokowi kepada Obor Rakyat. Karena yang saya pahami "Obor Rakyat" itu 90 persen kampanye negatif itu 50 persen datanya hanya tidak tepat saja. Jadi aneh juga seorang capres harus merespon hal yang sedemikian teknis, yang masih debatable," kata Habiburokhman.
Habiburokhman mengatakan sikap Jokowi-JK jauh berbeda dengan sikap Prabowo-Hatta ketika menghadapi kampanye hitam. Menurutnya, Prabowo-Hatta lebih kalem, walau tudingan terhadapnya sangat serius, seperti membunuh dan menculik aktivis.
"Pak Prabowo mana pernah ngomong soal kampanye hitam, dan mempercayakan kepada Habiburokhman untuk ke Bawaslu untuk menyelesaikannya. Kalau Pak Jokowi itu lebay, minta perhatian seolah-olah minta belas kasihan, ngomong "Obor Rakyat" ke sana-ke sini. Menurut saya, "Obor Rakyat" nggak ada apa-apanya. Beda dengan fitnah yang disampaikan kepada kami," katanya.
Kubu Jokowi telah melaporkan kasus "Obor Rakyat" ke Mabes Polri. Mereka mengatakan konten tabloid berisi informasi yang tak sesuai fakta. Mereka juga minta polisi mengusut asal duit untuk memproduksi dan menerbitkan tabloid, selain itu mengungkap aktor intelektualnya.
Baca juga: Penjelasan Pemred Tabloid “Obor Rakyat“