Suara.com - Kekhidmatan ibadah puasa yang bertepatan dengan prosesi Pemilu Presiden 2014, tim sukses diimbau tidak memolitisasi bulan suci bagi umat Islam tersebut.
"Sehubungan dengan dilaksanakannya Pilpres 2014 yang sebagiannya bertepatan dengan pelaksanaan puasa, Muhammadiyah mengimbau kepada seluruh masyarakat, tim sukses, pasangan capres-cawapres untuk menjaga kesucian bulan Ramadhan dengan tidak menjadikannya sebagai arena pengajian dan ceramah Ramadhan sebagai ajang kampanye politik," kata Ketua PP Muhammadiyah bagian Tarjih, Tajdid dan Pemikiran Islam, Yunahar Ilyas, Senin (16/6/2014).
Bagi Muhammadiyah, politisasi bulan puasa bertentangan dengan undang-undang pemilu dan tata tertib kampanye. Selain itu, politisasi tersebut berpotensi memancing pertentangan dan perpecahan politik, khususnya di kalangan internal umat lslam.
"Kepada unsur pemerintah seperti pemerintah daerah, aparatur keamanan dan semua pihak diminta untuk memberikan kebebasan tanpa halangan apapun kepada warga Muhammadiyah dan umat lslam lainnya dalam memulai menjalankan ibadah puasa pada tanggal yang telah ditetapkan tersebut," kata dia.
Sebagaimana maklumatnya, PP Muhammadiyah telah menetapkan awal bulan puasa Ramadhan 1435 Hijriah jatuh pada 28 Juli 2014. Maklumat tersebut mendahului keputusan pemerintah dalam menetapkan awal puasa seperti tahun-tahun sebelumnya. (Antara)