Suara.com - Seekor cacing pita sepanjang 2,5 meter ditemukan dalam perut seorang perempuan asal Cina. Cacing itu diduga berasal dari daging setengah matang yang ia konsumsi.
Penemuan itu berawal saat nyonya Li, perempuan itu memutuskan menemui dokter di Xiamen, Provinsi Fujian, Cina setelah melihat cairan aneh pada kotorannya. Oleh dokter, dia didiagnosa mengalami teniasis, infeksi cacing pita pada usus.
Infeksi itu dialaminya karena mengkonsumsi daging setengah matang yang sudah terkontaminasi cacing pita. Makanan itu ia konsumsi dalam sebuah perjalanan liburan ke Asia Tenggara, Januari lalu.
Beruntung, nyonya Li berhasil mengeluarkan tamu tak diundang itu setelah menjalani terapi obat-obatan tradisional Cina. Meski demikian, nyonya Li mengaku jijik jika teringat bahwa mahluk itu pernah tinggal di dalam perutnya.
Selama bertahun-tahun, cacing pita dipercaya oleh masyarakat di masa lalu sebagai salah satu cara diet kurus. Konon, perempuan di era Victoria, Inggris, sengaja menelan telur cacing pita dengan harapan mendapat tubuh yang langsing.
Namun, seorang jurnalis medis Michael Mosley, pernah membuktikan bahwa kepercayaan itu salah. Dia pernah mencoba menelan tiga kista cacing pita dan berat badannya justru bertambah.
Menurut Mosley, cacing pita adalah parasit yang pandai. Mereka mempengaruhi selera makan manusia untuk mengkonsumsi lebih banyak makanan yang mereka sukai, yakni bir, coklat, dan karbohidrat.
"Mereka dapat mempengaruhi kebiasaan makan Anda dengan cara mempengaruhi hormon usus," kata Mosley. (Mirror)