Ini Jawaban Pendiri Tabloid Obor Rakyat

Siswanto Suara.Com
Sabtu, 14 Juni 2014 | 12:36 WIB
Ini Jawaban Pendiri Tabloid Obor Rakyat
Setyardi, pendiri Tabloid Obor Rakyat (suara.com/Nikolaus Tolen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa pekan terakhir ramai berita soal Tabloid Obor Rakyat yang kontennya dianggap memfitnah calon presiden Joko Widodo karena isinya tidak sesuai dengan standar jurnalistik. Tim sukses pasangan Jokowi - Jusuf Kalla pun kebakaran jenggot.

Semula wartawan sangat sulit konfirmasi dengan pengelola media tersebut. Setelah berita tentang tabloid tersebut meluas, mulai terkuaklah siapa di balik penerbitan tabloid. Namanya Setiyardi. Dia adalah mantan wartawan Majalah Tempo yang kini menjadi Asisten Staf Khusus Presiden SBY.

Setelah ketahuan, Setiyardi muncul ke publik. Hari ini, Sabtu (14/6/2014), ia tampil di acara diskusi bertajuk 'Hitam Putih Kampanye' di Warung Daun Cikini, Jakarta. Ia pun menjelaskan motif penerbitan tabloid.

Ia mengatakan penerbitan tabloid atas inisiatif pribadi. Tujuannya, kata dia, untuk turut berpartisipasi aktif dalam Pemilu Presiden 2014.

"Saya juga ingin berpartisipasi aktif, tapi dalam bentuk lain karena banyak yang mendukung dengan mentransferkan uang untuk Jokowi," kata Setiyardi yang juga Komisaris PTPN XIII.

Bentuk lain yang dimaksud Setiyardi adalah dengan menerbitkan tabloid karena ia merasa hal ini sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

"Saya tidak menyumbang uang untuk Pak Jokowi atau Prabowo, tetapi saya menyumbang dalam bentuk lain sesuai dengan kompetensi saya," kata dia.

Dia menjelaskan kalau partisipasinya dalam Pilpres sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya yaitu dengan menuangkan isu yang beredar di Facebook untuk diterbitkan menjadi tabloid yang dinamakannya Obor Rakyat.

Mengenai konten tabloid, Setiyardi mengaku memanfaatkan berbagai informasi dan isu yang beredar di Facebook.

"Saya memasukkan sebagian isu yang saya terima dari laman Facebook itu untuk menerbitkan Tabloid Obor Rakyat ini," kata Setiyardi.

Setiyardi mengungkapkan jumlah tabloid yang diterbitkannya setiap edisi sebanyak 100 ribu eksemplar.

"Kalau mengenai jumlahnya, saya tidak mencetak banyak, karena saya juga mengalami keterbatasan, jumlahnya itu kami mencetak 100 ribu eksemplar setiap edisi. Saya mampu untuk melakukan pencetakan dalam jumlah tersebut," kata dia.

Tabloid-tabloid tersebut didistribusikan ke pesantren karena menurut Setiyardi kalangan ini kurang mendapatkan akses informasi yang memadai.

"Untuk pendistribusiannya kita tujukan bagi masyarakat yang kurang mendapatkan akses informasi, khususnya yang tidak mengenal dan menggunakan internet, dan salah satunya adalah pesantren," kata Setiyardi.

Respon Jokowi

Jokowi mengatakan tak mau ambil pusing dengan informasi yang disebarkan Tabloid Obor Rakyat. Sebab, kata dia, kasus itu, kini sudah ditangani Badan Pengawas Pemilu dan Komisi Pemilihan Umum.

“Itu urusannya KPU, itu urusannya Bawaslu, saya gak mau ngurusin yang kayak gitu,” kata Jokowi kepada wartawan saat dalam perjalanan menuju Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis (12/6/2014) malam.

Tim sukses pasangan Jokowi – JK, Teten Masduki, menambahkan konten Tabloid Obor Rakyat adalah mengada-adakan hal yang sesungguhnya tidak ada.

“Saya kira itu fitnah untuk pak Jokowi, seperti Pak Jokowi sampaikan karena susah mencari kelemahan Pak Jokowi sehingga fitnah. Sebenarnya tim kami sudah mengidentifikasi siapa yang menyebarkan majalah Obor itu,” ujar Teten.

Teten mengatakan kasus tersebut sudah diadukan ke lembaga terkait, Bawaslu dan polisi. Di kepolisian, kata dia, saat ini sedang diproses.

“Saya kira beberapa (orang) sudah bisa kita lacak infonya akan kita sampaikan. Kalau kami sudah lapor ke polisi,” kata Teten.

Tabloid yang tiba-tiba muncul dan menyerang Jokowi menjelang pemilu presiden ini disebarkan secara masif ke masjid-masjid dan pondok pesantren di Pulau Jawa.

Edisi pertama tabloid tersebut tanggal 5-11 Mei 2014. Pada terbitan pertama mengangkat judul utama “Capres Boneka.” Kemudian ada karikatur Jokowi tengah mencium tangan Megawati Soekarnoputri .

Kemudian pada edisi kedua mengangkat judul utama “1001 Topeng Jokowi.”

Para tokoh agama yang menerima kiriman tabloid lewat jasa pos, heran dengan isinya. Mereka tidak percaya begitu saja dengan pesan subyektif yang ditulis tabloid.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI