Suara.com - Panglima TNI Jenderal Moeldoko berencana membentuk tim investigasi untuk mencari pembocor surat pemecatan bekas Danjen Kopassus Prabowo Subianto yang kini mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 9 Juli 2014 mendatang.
Hal itu diungkapkan Moeldoko dalam konferensi pers di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat (13/6/2014).
Moeldoko menyatakan tim bukan hanya mencari para pembocor tapi sekaligus mencari tahu di mana surat pemecatan yang ditandatangani Dewan Kehormatan Perwira (DKP) TNI pada 1998 lalu.
“Dokumen ada di mana sedang saya kejar. Siapa yang membocorkan ada pidana itu,” jelas Moeldoko.
Dia juga mengakui kalau dokumen pemecatan tidak ada di Mabes TNI Cilangkap. Moeldoko menolak berkomentar lebih lanjut karena waktu itu dia masih menjabat sebagai perwira menengah.
“Doumen DKP banyak versinya. Saya tidak bisa mengomentari karena saya belum tahu. Saya saat itu masih letkol, akan semakin bijak saya tidak mengomentari yang saya tidak tahu,” kata Moeldoko.
Beberapa lembar dokumen DKP yang berisi surat pemecatan Prabowo beredar di media sosial dan media massa. Dokumen itu ditandatangani sejumlah anggota DKP, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat itu masih berpangkat letnan jenderal.