Pengamat: Bawaslu Harus Panggil Prabowo Terkait Ucapan Maling

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 13 Juni 2014 | 12:13 WIB
Pengamat: Bawaslu Harus Panggil Prabowo Terkait Ucapan Maling
Prabowo Subianto berorasi di Medan, Sumut, Rabu (11/6). [Antara/Irsan Mulyadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Victor Silaen menilai Badan Pengawas Pemilu bisa mempertanyakan ucapan maling yang diutarakan capres Prabowo Subianto dalam kampanye di Solo, Jawa Tengah.

"Penting dikritisi dari kampanye Prabowo adalah yang mengatakan pihak lawan sebagai maling. Bawaslu harus memanggil Prabowo untuk mempertanggungjawabkan pernyataannya itu," kata Victor, Jumat (13/6/2014).

Dalam berkampanye di Solo beberapa waktu lalu, Prabowo mengajak warga memilih nomor urut satu (Prabowo Subianto-Hatta Rajasa) agar Indonesia tidak dipimpin para maling.

Prabowo tidak menyebut spesifik kepada siapa tudingan itu, namun karena hanya terdapat dua pasang capres-cawapres dalam Pilpres 2014, maka pernyataannya itu menuai spekulasi ditujukan kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Victor mengatakan Prabowo patut membuktikan bahwa pihak lawannya betul-betul pantas disebut maling. Jika tidak, maka hal itu bisa termasuk pelanggaran etika dalam berkampanye.

Victor juga menilai pidato Prabowo di Rumah Polonia, Jakarta Timur, 10 Juni 2014 lalu, yang menyarankan agar rakyat menerima uang politik menjelang Pilpres 9 Juli mendatang patut disesalkan. Sebab, kata dia, Prabowo sebagai calon presiden bagi seluruh rakyat Indonesia seharusnya memberikan teladan dengan mengimbau masyarakat menolak semua bentuk politik uang.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Indonesia Agung Suprio menyatakan sejatinya Prabowo telah mengubah penampilannya menjadi pribadi yang ramah. Hal itu, menurut dia, terlihat dari bagaimana Prabowo mampu berbaur dengan masyarakat dalam setiap kampanye.

"Dulu (Prabowo menunjukkan) ketegasan sekarang keramahan," kata Agung.

Sementara Jokowi, menurut Agung, seakan mengubah penampilannya menjadi pribadi yang garang karena juga "menyerang" Prabowo dalam kampanye. Dalam kampanye di Tasikmalaya, Kamis (12/6/2014), Jokowi menyebut ketegasan pemimpin ditentukan dari tindakan bukan diukur dari badan yang besar.

Meskipun tidak menyebut langsung siapa yang dimaksud berbadan besar, spekulasi yang muncul hal itu ditujukan ke lawan politiknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI