Suara.com - Aliansi Jurnalis Independen Indonesia menerima release dari penggagas Deklarasi Revolusi Harmoni dan Revolusi Mental yang disampaikan di Jakarta, 11 Juni 2014.
Ketua Umum AJI Indonesia Eko Maryadi mengatakan secara substansi, AJI tidak keberatan dengan isi deklarasi yang intinya mengajak publik untuk menolak kekerasan, bekerja keras dengan cara yang benar, menjauhi segala kecurangan, bertekad membangun kesetaraan, berbicara hanya untuk kebenaran, mengedepankan dialog yang jujur, terbuka, bersahabat, menjaga dan merawat alam dan lingkungan, meningkatkan potensi manusia untuk kepentingan Indonesia.
"Namun pencantuman nama AJI Indonesia sebagai salah satu pendukung Deklarasi Revolusi Harmoni, menurut hemat kami tidak tepat dan dapat menimbulkan tafsir politik yang tidak perlu," kata Eko, Kamis (12/6/2014).
Seperti diketahui, Deklarasi Revolusi Harmoni adalah acaranya para musisi pendukung pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Rabu (11/6/2014). Acara ini digagas oleh musisi dari grup band Slank.
AJI adalah organisasi profesi jurnalis yang memperjuangkan kebebasan pers dan hak publik akan informasi yang berkualitas, meningkatkan profesionalisme dan etika jurnalis, dan memperjuangkan kesejahteraan jurnalis melalui Serikat Pekerja Media.
Dalam kehidupan berpolitik dan bernegara, kata Eko, pengurus AJI Indonesia menjauhkan diri dari praktik jurnalisme partisan. AJI juga menegaskan tidak terlibat dalam urusan dukung-mendukung capres dan cawapres pada Pemilu 2014.
AJI percaya bahwa preferensi politik dan memilih dalam Pemilu merupakan hak setiap warga negara, dimana organisasi tidak ikut mencampurinya. AJI memilih fokus dalam urusan profesi jurnalistik, menjaga independensi, dan memastikan anggotanya bekerja secara etik dan profesional, demikian dikatakan Eko.