Suara.com - Petenis putra kelahiran Skotlandia, Andy Murray, kini resmi bertanding dengan didampingi pelatih baru, yakni mantan petenis putri Prancis, Amelie Mauresmo. Hasilnya sejauh ini cukup positif, dengan Murray meraih kemenangan perdananya di Turnamen Aegon, Queen's Club, Rabu (11/6/2014), atas Paul-Henri Mathieu (Prancis) dengan skor 6-4 dan 6-4.
Lepas dari pelatih Ivan Lendl yang mengantarnya meraih dua gelar grand slam, yaitu AS Terbuka 2012 dan Wimbledon 2013, Murray akhirnya memang memutuskan memiliki pelatih baru. Yang cukup mengejutkan, sosok yang dipilihnya ternyata adalah petenis putri. Bagaimana awalnya Murray sampai bisa berlatih di bawah Mauresmo?
Ternyata, sebagaimana dituturkan Murray sendiri dalam kolom yang ditulisnya di BBC, Rabu (11/6/2014), dirinyalah yang saat itu langsung menawarkan posisi --posisi pelatih yang baru saja diumumkan pada Minggu (8/6) lalu-- kepada Mauresmo. Caranya pun cukup sederhana namun unik, yaitu lewat sebuah pesan pendek telepon (SMS).
"Kerja samaku dengan Amelie Mauresmo diawali dengan sebuah pesan pendek: 'Saya sedang mencari seorang pelatih saat ini. Jika kamu tertarik berbincang denganku, tolong beri tahu saya'," ungkap Murray di bagian awal tulisannya.
"Saya tak tahu apakah dia kaget membaca pesan itu dariku, tapi dia sempat membuatku harus menunggu semalaman sebelum menjawab pesanku esok paginya," sambung Murray. "Kurang lebih sebulan kemudian, di sinilah kami di Queen's Club --menjalani kemenangan perdanaku di lapangan rumput," tambahnya.
"Kami lantas sempat bicara beberapa kali via telepon menjelang Prancis Terbuka, dan lantas saya berjumpa dengannya di sebuah hotel saat saya di Paris, di sebuah tempat yang tenang. Saya mungkin sedikit gugup (saat itu), tapi saya tahu apa yang hendak saya bicarakan. Usai lima menit, kami kemudian sudah bicara tentang tenis, serta apa yang kuinginkan," jelas petenis berusia 27 tahun itu lagi.
"Saya suka bicara dengannya. Dia sangat tenang dan merupakan pendengar yang baik. Dia kemudian sempat memikirkannya beberapa hari, sebelum akhirnya menyatakan siap melakukan itu (menjadi pelatih)," lanjut Murray, sambil menggambarkan pembicaraannya dengan petenis putri peraih gelar Wimbledon dan Australia Terbuka itu.
Murray pun menyatakan bahwa setelah Mauresmo bertanya padanya kapan dia mau mulai, dirinya menyarankan untuk mencoba dulu selama beberapa pekan di turnamen lapangan rumput, menjelang hingga sesudah Wimbledon. Usai grand slam itu, barulah mereka akan membicarakan ulang apakah kerja sama itu akan berjalan permanen atau tidak.
Menurut Murray pula, cara ini terasa lebih rasional dan tak begitu banyak tekanan. Sebab menurutnya, jika Mauresmo segera saja memastikan "ya" dan lantas sepekan bekerja sama mereka malah merasa tak cocok, maka itu akan sia-sia. Demikian juga sebaliknya jika Mauresmo langsung menolak, tapi beberapa pekan kemudian malah ragu dan menyesali keputusannya.
"Semoga saja ini akan berjalan dengan baik. Fakta bahwa dia adalah seorang perempuan benar-benar bukan sesuatu yang terlalu kupertimbangkan saat memutuskan ini. Saya mengajak Amelie karena merasa saya butuh sesuatu yang lebih. Saya telah memenangi gelar grand slam, dan level itulah yang ingin kembali kuraih," jelasnya. (BBC/Reuters)