Suara.com - Kasus orang hilang khususnya pada Mei 1998, yang salah satunya mencatatkan nama aktivis Widji Widodo alias Widji Thukul, menjadi perhatian calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi). Menurut Jokowi, hilangnya tokoh di zaman itu perlu diungkap.
"Ya, jelas harus ditemukan dong. Bisa ditemukan hidup, bisa ditemukan meninggal. Kan harus jelas dong," papar Jokowi, di Posko Relawan Jokowi-JK, Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Dikatakan Jokowi, diperlukan rekonsiliasi dari fakta-fakta yang terdapat pada kasus Mei 1998 tersebut. Semuanya perlu diperjelas dan perlu diungkap. "Ya, harus diperjelas," tegasnya.
Jokowi sendiri mengaku memiliki kedekatan dengan Widji Thukul. Apalagi karena memang keduanya sama-sama merupakan orang Solo.
"Nah, kebetulan Widji Thukul, saya kenal baik. Istrinya, anaknya, ya kenal. Rumahnya, ya tahu. Kaya apa puisinya, ya, semua orang tahu," tuturnya.
Diketahui, kekacauan dan kerusuhan pada periode April hingga puncaknya Mei 1998, telah menyeret beberapa nama aktivis ke dalam daftar pencarian aparat. Di antara para aktivis itu berasal dari partai politik maupun organisasi masyarakat, mahasiswa dan pelajar.
Widji Thukul sendiri dilaporkan sejak bulan Juli 1996, beriringan dengan Peristiwa 27 Juli, sudah berpindah-pindah keluar masuk daerah, untuk bersembunyi dari kejaran aparat. Beberapa tahun kemudian, hilangnya Widji Thukul pun kemudian sudah dilaporkan ke Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan), namun sosoknya ternyata belum ditemukan hingga kini.