Terkait Ruko Ambruk, Disnaker Samarinda Akui Kecolongan

Kamis, 05 Juni 2014 | 22:23 WIB
Terkait Ruko Ambruk, Disnaker Samarinda Akui Kecolongan
Petugas dan relawan mengevakuasi korban ruko ambruk di Perumahan Cenderawasih Permai, Samarinda, Kaltim, Selasa (3/6). [Antara/str-Rio Ferdinanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pihak Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), mengaku kecolongan terkait ambruknya ruko Cendrawasih Permai di Jalan Ahmad Yani, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa beberapa pekerja dari Jawa Timur.

"Ini sebagai pembelajaran, agar ke depan tidak terulang lagi," ungkap Kepala Disnaker Kota Samarinda, Sucipto Wasis, ketika ditemui saat mendampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur (Jatim), Edi Purwinarto, usai melihat kondisi jenazah korban ruko ambruk, di kamar mayat RSUD AW Syahranie Samarinda, Kamis (5/6/2014).

Menurut Sucipto pula, korban ruko ambruk yang merupakan warga Jatim itu direkrut oleh PT Firma Abadi, yang juga merupakan kontraktor pembangunan Ruko Cendrawasih Pemai, tanpa melaporkan ke Disnaker Kota Samarinda.

"Untuk kerja antardaerah harus ada akad, dan jika itu antarprovinsi, maka kota bersangkutan harus diberi tembusan. Namun, dengan adanya kasus ruko ambruk ini, kami baru tahu, sebab selama ini kami (Disnaker) tidak dilapori. Kasus seperti ini kemungkinan banyak, sehingga kami akan melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah perusahaan," katanya.

"Disnaker Samarinda menangani sekitar 2.000 perusahaan, sehingga kami meminta semua perusahaan yang tidak melalui prosedur yang benar agar melakukan pembenahan. Kami berharap, kasus ruko ambruk ini menjadi pembelajaran, agar ke depan tidak terulang lagi," tambah Sucipto.

Terkait ganti rugi dan pembiayaan terhadap pemulangan jenazah, serta biaya perawatan korban luka, Sucipto menyatakan bahwa Disnaker Kota Samarinda telah membentuk tim internal untuk menghitung seluruh biaya yang harus ditanggung perusahaan.

"Langkah-langkah yang kami telah tempuh, yakni membentuk tim kecil dari internal yang akan menghitung pembiayaan yang timbul akibat peristiwa itu. Karena kebetulan kejadiannya di wilayah kami, walaupun tidak ada laporan, tetapi kami lebih mementingkan segi perikemanusiaannya dulu," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jatim, Edi Purwinarto, mengatakan bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya pengawasan komitmen perusahaan yang akan membiayai seluruh proses pemulangan jenazah dan pengobatan korban terluka, kepada Disnaker Samarinda.

"Kami serahkan sepenuhnya ke Disnaker Samarinda, agar mengawasi komitmen perusahaan tersebut, begitu pula janji perusahaan yang akan segera membayarkan upah para pekerja," ujar Edi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI