MUI: Jangan Samakan Pilpres dengan Perang Badar

Doddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 05 Juni 2014 | 20:55 WIB
MUI: Jangan Samakan Pilpres dengan Perang Badar
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin (kanan). (Antara/Yudhi Mahatma)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin menilai dibandingkannya pemilu presiden dengan perang Badar merupakan sesuatu yang berlebihan. Perang Badar adalah perang antara umat Islam melawan orang kafir di masa Nabi Muhammad SAW.

"Saya pribadi tidaklah berpandangan demikian (Pilpres 2014 sama dengan Perang Badar). Perang Badar sendiri merupakan peperangan antara Muslimin dan Musyrikin (orang syirik yang menyekutukan Allah). Sementara pasangan yang bersaing dalam kontestasi pilpres itu antara Muslim dan Muslim. Kurang arif jika digolongkan seperti itu, hal itu tidak perlu," kata Din di kantor MUI, kawasan Monumen Proklamasi, Jakarta, Kamis, (5/6/2014).

Din justru mendorong masyarakat, terutama orang Islam yang memiliki hak pilih, untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pilpres 2014 tanpa harus terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Apalagi semakin banyak beredar kampanye negatif  yang menggunakan isu SARA.

Menurut dia, isu-isu itu sangat sensitif dalam memecah belah persatuan umat, terutama di periode jelang pemungutan suara Pilpres 2014.

"Janganlah terjebak pada permusuhan dan pertentangan menuju perpecahan. Silakan tentukan pilihannya masing-masing sesuai fatwa kalbu masing-masing," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional Amien Rais mengatakan pihaknya akan menggunakan mental Perang Badar dalam menghadapi pemilu presiden ini.

Partai berlambang matahari itu sendiri tergabung dalam koalisi yang mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, rival dari Joko Widodo- Jusuf Kalla.

Amien saat itu mengutip semangat Perang Badar sebagai semangat perjuangan memenangkan Prabowo-Hatta, atau mengenyampingkan politik bagi-bagi kekuasaan di pemerintahan jika pasangan nomor urut satu itu mampu keluar sebagai pemenang dalam Pilpres 2014.

"Dahulukan perjuangan ketimbang bagi-bagi harta rampasan perang, jangan menerapkan mental Perang Uhud (yang mengedepankan rampasan perang)," kata dia.

Menurut petinggi PAN itu, perjuangan tentara Muslim dalam Perang Badar juga membawa semangat ikhlas membela kehormatan diri dan tanah air.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI