JK menekankan prioritas ketika itu adalah bagaimana menyelamatkan warga Indonesia di Filipina.
"Yang penting, kan harus selamat dulu, masalah peraturan nanti bisa diperbaiki," kata JK.
Usai persidangan, kepada wartawan, JK kembali menegaskan penyelamatan WNI di luar negeri yang butuh pertolongan termasuk kondisi darurat dan harus secepatnya dilakukan.
"Apakah kita harus rapat dulu tentang uang darimana? ini jiwa harus segera hari itu. Bahwa dana yang ada ya itu yang ada dipakai dulu. Ini jiwa manusia," kata JK.
JK mengakui tidak tahu asal dana untuk pembebasan sandera, apalagi tentang uang lelah. "Saya tidak tahu teknis. Saya tidak bicara teknis. Saya hanya berbicara bahwa pemerintah Indonesia harus bertanggungjawab menyelamatkan warganya apabila ada masalah. Soal sumber dananya urusan teknis," kata JK.
"Keselamatan jiwa lebih penting, mana lebih penting jiwa anda atau bicara tentang uang lelah atau apa. "Saya tidak bicara tentang itu, yang penting pemerintah menyelamatkan warga negara," JK menambahkan.
Calon wakil presiden yang mendampingi Joko Widodo (JK) ini hadir di persidangan hari ini, sebagai saksi yang meringankan untuk terdakwa kasus korupsi penyelenggaraan konferensi internasional di Departemen Luar Negeri pada tahun 2004-2005, Sudjanan Parnohadiningrat.
Sudjanan didakwa melakukan korupsi sebesar Rp4,570 miliar dan merugikan keuangan negara sebesar Rp11,091 miliar. Sudjanan dinyatakan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang atau korporasi.