Polisi Tahan Pelaku Penyerangan Ibadah Rosario di Kaliurang

Doddy Rosadi Suara.Com
Jum'at, 30 Mei 2014 | 14:06 WIB
 Polisi Tahan Pelaku Penyerangan Ibadah Rosario di Kaliurang
Julius, korban kekerasan kelompok berjubah di Kaliurang. (Jaringan Antariman Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepolisian Yogyakarta telah menahan seorang pelaku dalam kasus penyerangan terhadap umat Katolik yang tengah melakukan ibadah Rosario di rumah Direktur Galang Press, Julius di Kaliurang, Sleman Yogyakarta.

Juru bicara Kepolisian Yogyakarta, Any Pudjiastuti mengungapkan, pelaku berinisial CH. Saat itu, pelaku masih menjalani pemeriksaan oleh tim gabungan dari kepolisian Sleman dan Polda Yogyakarta.

“Kami belum tahu apakah dia merupakan anggota salah satu ormas. Yang pasti, pelaku sudah diamankan dan masih diperiksa. Statusnya belum tersangka karena polisi masih memintai keterangan dari sejumlah saksi. Dari keterangan saksi tersebut diharapkan bisa terungkap motif dari aksi penyerangan tersebut,” kata Any Pudjiastuti melalui sambungan telepon kepada suara.com, Jumat (30/5/2014).

Any menambahkan, tiga orang mengalami luka-luka akibat penyerangan tersebut. Korban yang luka-luka adalah dua orang laki-laki dan satu orang perempuan. Satu korban yang sempat dilarikan ke rumah sakit sudah diperbolehkan untuk pulang. Kata dia, korban mengalami luka-luka di bagian kepala dan juga lecet di badannya.

Sekelompok orang yang menggunakan jubah menyerang rumah Direktur Galang Press, Julius di jalan Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Aksi penyerangan yang terjadi Kamis (29/5/2014) malam itu bersamaan dengan ibadah Rosario yang tengah dilakukan Julius dengan sejumlah umat Katolik lainnya.

Koordinator Jaringan Antariman Indonesia (JAII) Elga Sarapung mengatakan, aksi penyerangan terjadi sekitar pukul 19.30 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Massa yang mengenakan jubah itu melemparkan batu dan berbagai macam barang ke dalam rumah, seperti pot bunga.

“Pak Julius sendiri termasuk korban yang mengalami luka-luka. Penyerangan itu terjadi secara tiba-tiba, kami tidak tahu dari kelompok mana massa yang menyerang itu. Selama ini, rumah Julius memang kerap digunakan sebagai tempat untuk melakukan ibadah lingkungan bagi umat Katolik dan tidak pernah terjadi apa-apa,” kata Elga kepada suara.com melalui sambungan telepon, Jumat (30/5/2014).

Elga menambahkan, sejumlah saksi mata sempat mengenali salah satu penyerang. Karena itu, tim dari Jaringan Antariman Indonesia (JAII) tengah melakukan investigasi untuk mengumpulkan semua bukti-bukti terkait aksi penyerangan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI