Operasi Wajah di Singapura, Seorang Lelaki Indonesia "Mati Otak"

Senin, 26 Mei 2014 | 13:55 WIB
Operasi Wajah di Singapura, Seorang Lelaki Indonesia "Mati Otak"
Ilustrasi otak manusia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang lelaki asal Indonesia yang menjalani operasi perbaikan wajah (facelift) di Camden Medical Centre di Singapura, telah dilaporkan berada dalam status "mati otak" (brain dead).

Sebagaimana dilaporkan Asiaone.com, Senin (26/5/2014), hal itu antara lain diketahui dari laporan sebuah suratkabar asal Cina, Lianhe Zaobao, pada Sabtu (24/5).

Dalam laporan itu disebutkan, dokter dari klinik aestetik (kecantikan) di Camden Medical Centre mengirim sang lelaki ke Rumah Sakit (RS) Gleneagles pada Kamis. Saat klinik itu coba dihubungi wartawan pada Jumat (23/5) pagi, petugas yang menerima tidak menjawab pertanyaan, serta segera menutup telepon.

Berdasarkan keterangan profil di situs klinik tersebut, dokter yang menjalankan operasi diklaim sudah memiliki pengalaman dan pelatihan selama bertahun-tahun di bidang aestetik. Namun, berdasarkan data resmi dari Dewan Kesehatan Singapura, sang dokter sebenarnya hanya tercatat berstatus dokter umum.

Kasus ini pun menambah panjang dua kasus operasi aestetik yang berakibat fatal sebelumnya di Negeri Singa. Pada 2009, Franklin Heng, pimpinan sebuah perusahaan properti, meninggal saat menjalani operasi sedot lemak (liposuction) yang dilakukan oleh dokter keluarga Jim Wong.

Dokter yang bekerja di sebuah klinik di Orchard Road itu lantas dilarang melakukan liposuction, usai penyelidikan koroner atas kematian Heng. Dr Wong dan seorang dokter lain yang membantunya dalam operasi tersebut, juga kemudian dituntut ganti rugi 1 juta dolar Singapura oleh mantan istri korban yang memiliki dua anak.

Kasus lainnya terjadi pada Juni tahun lalu, di mana Mandy Yeong yang berusia 44 tahun, harus meninggal dunia seusai operasi liposuction di sebuah klinik di Clarke Quay.

Hanya selang sekitar satu jam usai operasi, perempuan yang menjabat Kepala Pengembangan Pemasaran Regional di Roche Diagnostic Asia Pacific tersebut tak sadarkan diri, lantas meninggal. Namun bulan lalu, pengadilan memutuskan bahwa kematian perempuan itu merupakan sebuah kecelakaan. (Asia One)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI