Suara.com - Panglima militer Thailand Jenderal Prayuth Chan-ocha berkeras untuk melakukan reformasi sebelum digelarnya pemilihan umum di negeri gajah putih. Untuk mewujudkan hal itu, Prayuth meminta bantuan dari pegawai negeri sipil.
Rencana itu disampaikan Prayuth sehari setelah kudeta militer atas pemerintahan hari Kamis (22/5/2014). Awalnya, Prayuth memanggil mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra yang dicopot dari jabatannya beberapa waktu lalu. Militer melarang dirinya dan 154 politisi serta aktivis lainnya untuk meninggalkan negara.
Kemudian, Prayuth memanggil ratusan pegawai negeri sipil dan mengatakan bahwa dirinya membutuhkan bantuan mereka.
"Saya ingin semua pegawai negeri sipil untuk mengurus negara. Kita harus melakukan reformasi ekonomi, sosial, dan politik sebelum menggelar pemilihan umum," kata Prayuth dalam pertemuan dengan pegawai negeri sipil.
"Jika situasi sudah stabil, kita siap untuk mengembalikan kekuasaan kepada rakyat," imbuhnya.
Lebih lanjut, Prayuth mengatakan ingin menemui Raja Thailand Bhumibol Adulyadej di istana kerajaan di Hua Hin. Maksud kedatangan Prayuth adalah untuk menjelaskan langkah kudeta yang diambil militer.
Seperti diberitakan sebelumnya, militer mengkudeta pemerintahan setelah pertemuan antara faksi-faksi yang bertikai di Thailand tidak kunjung mencapai kesepakatan. (Reuters)