Suara.com - Sejumlah pemuka agama menyalahkan juara kompetisi menyanyi Eurovision, Conchita Wurst, sebagai penyebab timbulnya banjir dahsyat di kawasan Balkan. Menurut mereka, banjir itu merupakan hukuman dari Tuhan atas kemenangan si "perempuan berjenggot" dalam kompetisi tersebut.
Conchita Wurst, adalah penyanyi transgender asal Austria. Baru-baru ini dirinya menjuarai Eurovision Song Contest (ESC) yang digelar di Kopenhagen, Denmark. Conchita adalah penyanyi transgender pertama yang menjadi pemenang di kontes itu sejak tahun 1966.
Namun, sejak itu, dirinya kerap mendapat kecaman. Gelombang kecaman kian santer pasca bencana banjir yang melanda kawasan Balkan beberapa waktu lalu. Seperti diberitakan, banjir menewaskan 50 orang dan memaksa 150.000 orang meninggalkan rumah.
Menurut sejumlah pemuka agama, kemenangan Conchita adalah penyebab banjir tersebut. Pendeta Amfilohije dari Montenegro misalnya, menyebut banjir itu bukanlah kebetulan, melainkan sebuah peringatan.
"Tuhan mengirimkan hujan sebagai peringatan agar manusia menjauhi sisi liar," tulis Amfilohije dalam situs e.novine.
Tak cuma Amfilohije. Pemimpin spiritual kaum Ortodoks Serbia timur, pendeta Irenej, juga menganggap bencana yang terjadi adalah hukuman atas kemaksiatan mereka dan dengan itu Tuhan membasuh Serbia dari dosanya.
Tak hanya dari pemuka agama, Conchita, yang berhasil menyisihkan 25 kontestan lain dari seluruh Eropa itu juga dikecam dari berbagai pihak, baik dari Austria maupun negara lain seperti Rusia, Armenia, dan Belarusia. Bahkan, seperti dilansir dari BBC, mereka yang mengecam Conchita menyebut kontes menyanyi Eurovision sebagai "sarang sodomi". Memang, orientasi seksual Conchita menjadi alasan protes tersebut. Masih banyak kelompok masyarakat yang belum menerima kehadiran kaum homoseksual dan gay.
Menanggapi serangan yang datang bertubi-tubi, Conchita mencoba bersikap tenang.
"Saya hanya bisa berterima kasih atas perhatian Anda. Jika ini hanya soal saya dan kepribadian saya, saya bisa menerimanya," kata Conchita, yang terlahir dengan nama Thomas Neuwirth itu. (Dailymail)