Suara.com - Setelah melakukan kudeta militer, tentara Thailand mengambil alih posisi Perdana Menteri. Pemimpin junta militer Thailand, Prayut Chan-O-Cha mengungkapkan, dia mengambil alih posisi Perdana Menteri dan menjadi Perdana Menteri ad interim.
Laporan harian the Bangkok Post menulis, keputusan Prayut untuk menjadi Perdana Menteri ad interim hanya sementara. Apabila sudah menemukan orang yang tepat, Prayut akan melepaskan posisinya sebagai Perdana Menteri ad interim.
Militer Thailand mengkudeta pemerintahan setelah faksi-faksi politik yang berseberangan tidak kunjung menemui titik terang demi penyelesaian krisis dalam negeri. Pernyataan kudeta disampaikan langsung oleh Panglima Militer Thailand Jenderal Prayuth Chan-O-Cha melalui tayangan televisi. Kudeta berlangsung tanpa pertumpahan darah.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Kamis (22/5/2014), menyampaikan keprihatinan serius menyusul kudeta atau pengambil-alihan pemerintahan Thailand oleh militer, sekaligus menyerukan agar tampuk pemerintahan dikembalikan ke sipil.
“Sekretaris jenderal sangat prihatin oleh pengambil-alihan militer di Thailand,” demikian isi pernyataan yang dikeluarkan di Markas PBB, New York, oleh juru bicara Ban. (AFP/Reuters)