Suara.com - Ledakan mematikan yang terjadi di ibu kota Xinjiang, Cina, pada Kamis (22/5/2014) adalah "insiden kekerasan yang dilakukan oleh teroris", demikian dikatakan Kementerian Keamanan Publik Cina.
Kementerian itu juga mengatakan bahwa ledakan itu menyebabkan jatuhnya banyak korban. Tidak dirinci berapa korban jiwa maupun cedera akibat ledakan tersebut.
Ledakan itu sendiri terjadi di sebuah pasar terbuka dekat Lapangan Renmin, Urumqi, ibu kota Xinjiang yang terletak di barat Cina dan yang mayoritas didiami oleh suku Uighur yang beragama Islam. Beberapa tahun terakhir suku Uighur terus bergejolak di tengah tekanan pemerintah komunis Cina.
Bom dalam ledakan itu diduga berasal dari dua buah mobil yang tiba-tiba berhenti di tengah keramaian pasar. Menurut laporan kantor berita Xinhua ledakan keluar dari kedua mobil itu, tetapi hanya satu mobil yang kemudian hancur.
Foto-foto yang beredar di dunia maya, tetapi belum bisa diperiksa keakuratannya, menunjukkan bubungan asap dan kepanikan di pasar tersebut. Beberapa orang berlumuran darah berbaring di tengah jalan, sementara di sisi-sisinya terlihat beberapa gerai penjual buah-buahan, sayuran, dan telur.
"Ada dua mobil yang dikemudikan ugal-ugalan mengarah ke pasar pagi, pasti ada orang yang tewas," ujar salah satu saksi yang menolak memberi tahu namanya, kepada Reuters.
Sementara seorang pengusaha yang berada di dekal lokasi kejadian mengaku mendengar belasan ledakan saat peristiwa terjadi. (Reuters)