Suara.com - TNI Angkatan Laut akan menggeser kapal perangnya yang berada di Natuna untuk melakukan pengawasan di perairan Tanjung Datok, Kabupaten Sambas. Langkah ini terkait pembangunan mercusuar yang dilakukan Malaysia.
"Kami akan geser kapal perang TNI AL dari Natuna ke perairan Tanjung Datok," ujar Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko usai memberikan kuliah umum bertema "Peran Perguruan Tinggi dalam Ketahanan dan Pertahanan RI" di Balai Sidang UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (22/5/2014).
Namun, pihaknya akan melakukan pengecekan lebih detail apakah pembangunan mercusuar itu masuk wilayah Indonesia, wilayah abu-abu atau wilayah Malaysia.
"Kalau masuk wilayah abu-abu akan kami protes, tidak boleh ada kegiatan apapun di sana. Sekarang ini sedang dicek," kata Moeldoko.
Secara administrasi, dirinya akan membuat surat ke Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa sebagai bentuk protes kepada Malaysia. Panglima TNI juga tengah memikirkan kemungkinan adanya kekuatan di perairan Tanjung Datok.
Di tempat terpisah, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengatakan pihaknya akan mengirimkan satu pesawat patroli dan kapal perang untuk melakukan pemantauan di perairan Tanjung Datok.
"Saat ini kami sedang konfirmasi. Kami kirim kapal perang dan pesawat patroli untuk melakukan pemantauan di sana. Saat ini masih dalam tahap perundingan. Soal batas wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia belum tuntas," kata Marsetio.
Dia menambahkan perundingan dengan Malaysia tentang batas wilayah kedua negara telah berkali-kali dilakukan namun belum tuntas.
"Kami sudah informasikan masalah ini ke Panglima TNI," katanya. (Antara)