Hatta Rajasa, Sang Birokrat Tuan Rambut Perak

Laban Laisila Suara.Com
Senin, 19 Mei 2014 | 15:50 WIB
Hatta Rajasa, Sang Birokrat Tuan Rambut Perak
Menko Perekonomian Hatta Rad=jasa. (foto: www.setkab.go.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - ‘Tuan rambut perak’, panggilan itu disematkan buat Hatta Rajasa oleh Amien Rais saat menitipkan Hatta masuk dalam kabinet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang baru saja terpilih sebagai presiden sepuluh tahun lalu pada 2004.

Partai Amanat Nasional (PAN) yang kini dipimpin oleh Hatta, waktu itu memutuskan menjadi pendukung setia SBY, bahkan sepanjang pemerintahannya PAN tetap bergeming dengan posisi politiknya ambil bagian dari pemerintahan.

Besan SBY ini sudah empat kali berganti posisi menteri dan dianggap sudah matang menjadi birokrat pemerintahan.

Kursi menteri yang pertama kali dicicipi yakni sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi di bawah pemerintahan Megawati-Hamzah.

Di bawah SBY, Hatta tiga kali berganti posisi yakni sebagai Menteri Perhubungan, Menteri Sekretaris Kabinet dan terakhir posisi pamungkasnya sebagai Menteri Koordinator Perekonomian.

Sebagai Menteri Perhubungan yang dijabatnya selama tiga tahun pada periode 2004-2007, sempat dihantam dengan sejumlah kecelakaan transportasi yakni peristiwa musibah Lion Air Penerbangan 538, Mandala Airlines Penerbangan 91, Kecelakaan KM Digoel, Musibah KM Senopati Nusantara, Adam Air Penerbangan 574, dan Garuda Indonesia Penerbangan 200.

Prestasi Hatta sebagai politisi PAN justru lebih ‘kinclong’ sejak partai yang dahulu pernah mengklaim sebagai partai reformis dan lahir pasca Soeharto lengser.

Dia pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi Reformasi di DPR yang menggalang dukungan untuk menjatuhkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari kursi presiden serta berujung mengantarkan Megawati mengganti posisi Gus Dur.

Pandainya Hatta melakukan zig-zag politik juga membuatnya berhasil merebut posisi sebagai Sekjen PAN pada 2000, posisi yang lekang sampai 10 tahun. Baru kemudian tahun 2010, Hatta mendapat dukungan penuh menjadi Ketua Umum partai berlambang matahari biru.

Sebelum reformasi banyak orang yang tidak tahu siapa sebetulnya Hatta Rajasa. Terjun ke dunia politik praktis memang baru ditekuninya setelah 1998.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI