Jalan Panjang Jokowi - JK dari Gedung Joang

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 19 Mei 2014 | 13:02 WIB
Jalan Panjang Jokowi - JK dari Gedung Joang
Joko Widodo dan Jusuf Kalla deklarasi capres-cawapres di Gedung Joang 45, Jakarta [suara.com/Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dikenal sebagai pengusaha kawakan, JK pernah menjadi menteri perindustrian di era Gus Dur dan Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat di era Megawati. Selama menjadi wakil presiden pada periode pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, JK juga berkali-kali mengeluarkan terobosan bidang ekonomi termasuk saat mengeluarkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas.

Tidak heran jika bekal pengalaman panjang di bidang ekonomi membuat JK menjadi kandidat yang paling diidamkan pasar dan investor di Tanah Air.

"Apabila JK dipilih sebagai cawapres Jokowi, maka indeks saham dipastikan akan terus meningkat. Bukan tidak mungkin IHSG (indeks harga saham gabungan) bisa tembus ke level 5.000 yang merupakan titik tertinggi di sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia," jelas Satrio Utomo, analis dari Universal Broker.

Elektabilitas

JK juga populer di mata pemilih. Dua survei berbeda yang digelar CSIS dan Populi pada masing-masing Maret dan April silam menunjukkan JK adalah cawapres paling favorit di mata pemilih dengan tingkat keterpilihan sekitar 16 persen.

Hasil pemantauan Politicawave, lembaga yang menganalisis percakapan di dunia maya, juga menunjukkan bahwa JK menjadi cawapres yang paling banyak dibicarakan oleh para pengguna internet di Indonesia.

"Tidak hanya banyak, para netizen kita juga membicarakan JK dengan nada positif. Dia dianggap kuat dalam soal diplomasi, ekonomi, dan dikenal cepat dalam mengambil keputusan," jelas Yose Rizal, CEO dan pendiri Politicawave yang dihubungi Suara.com, Jumat (16/5/2014).

Meski demikian, Nico Harjanto, ketua yayasan Populi Center, mengatakan pemilihan JK sebagai pasangan Jokowi tidak akan banyak berpengaruh terhadap elektabilitas kedua pasangan itu di pemilihan presiden kelak.

Menurut dia, tanpa cawapres, elektabilitas Jokowi sudah berada di angka 40an persen, dengan asumsi akan ada tiga pasangan yang berlaga di pilpres.

"JK tidak banyak mengangkat suara Jokowi, paling tinggi sekitar satu persen. Sama saja dengan cawapres lain seperti Mahfud MD atau Abraham Samad," jelas Nico Harjanto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI