Suara.com - Pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 diduga tidak sengaja tertembak oleh pesawat tempur Amerika Serikat dan Thailand yang sedang melakukan latihan militer gabungan. Klaim itu terungkap dalam sebuah buku berjudul Flight MH370: The Mystery yang diterbitkan baru-baru ini.
Tentu saja, apa yang diungkap dalam buku itu langsung memicu kontroversi. Sejumlah keluarga dan kerabat penumpang pesawat yang hilang tanpa jejak itu menilai belum saatnya buku semacam itu diterbitkan. Salah satunya adalah ibunda dari Rod Burrows, seorang penumpang asal Brisbane, Australia. Sang ibu heran, bagaimana buku itu terbit, padahal belum hilang kesedihan mereka atas kehilangan yang mereka alami.
Lebih lanjut, buku karya Nigel Cawthorne itu juga mengatakan bahwa para kerabat tidak akan pernah tahu apa yang menimpa MH370. Semua tak mungkin terungkap karena peristiwa tersebut sengaja dirahasiakan.
Di buku itu, si penulis mengatakan, MH370 tidak sengaja tertembak saat jet tempur AS dan Thailand sedang menggelar latihan gabungan. Tim pencari sengaja dikirim ke tempat yang salah demi merahasiakan hal itu.
Klaim itu didasarkan dari pernyataan seorang pekerja tambang minyak lepas pantai yang melihat pesawat meluncur ke laut dalam keadaan terbakar. Kebetulan, menurut Nigel, lokasi itu berdekatan dengan lokasi latihan militer AS dan Thailand.
Dalam buku itu pula, Nigel menyebutkan, seharusnya MH370 sudah ditemukan sejak lama jika saja MAS melakukan pembaruan pada perangkat pelacaknya. Menurut Nigel, biaya pembaruan pesawat tersebut sangat murah, yakni hanya Rp114 ribu saja. Dengan pembaruan, tim pencari akan mendapat informasi lebih rinci mengenai posisi pesawat. (Dailymail)