Suara.com - Lebih dari 3.000 warga negara Cina diungsikan dari Vietnam menyusul kerusuhan yang terjadi di negeri tersebut. Rusuh dipicu kemarahan terhadap pengeboran minyak lepas pantai Cina di perairan yang diklaim oleh Vietnam.
Evakuasi itu dilakukan pasca bentrok selama beberapa hari antara para pekerja Cina dan perusuh Vietnam. Para perusuh menyasar para pekerja Cina dan pabrik-pabrik yang dimiliki pengusaha Cina. Malahan, pabrik milik pengusaha bukan Cina, namun dikira Cina, turut menjadi sasaran. Para perusuh memecahkan jendela, merusak gerbang, serta membakar kendaraan dan pabrik. Dua warga negara Cina tewas sementara lebih dari 100 lainnya terluka dalam kerusuhan tersebut.
Untuk keperluan evakuasi, pemerintah Cina mengirimkan lima kapal ke Vietnam, hari Minggu (18/5/2014). Sementara itu, enam belas warga negara Cina yang terluka parah sudah dievakuasi terlebih dahulu sejak pagi dengan menggunakan pesawat medis.
Sehari sebelumnya, atau tepatnya Sabtu (17/5/2014), Kementerian Luar Negeri Cina menyarankan agar warga negara Cina untuk menunda perjalanan ke Vietnam. Warga negara Cina yang bermukim di Vietnam pun diminta untuk tidak bepergian dari rumah mereka.
Sebagai bagian dalam upaya pencegahan masuknya warga negara Cina ke Vietnam, maskapai penerbangan Spring and Autumn berencana menunda semua penerbangan carteran dari Shanghai, Cina, ke Vietnam, hari Senin mendatang. Tak hanya itu, maskapai tersebut juga berencana menunda sembilan penerbangan yang membawa 350 penumpang menuju Vietnam selama satu bulan ke depan.
Kekerasan yang terjadi di Vietnam menuai kecaman pula dari Menteri Perdagangan Cina Gao Hucheng. Kepada Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam Vu Huy Hoang, dirinya mengutuk kekerasan yang dilakukan kepada warga negara Cina di Vietnam. (Reuters)