Suara.com - Upaya koalisi antara PDI Perjuangan dan Partai Golkar masih saling tunggu. Meskipun, keduanya mengakui sudah mempunyai visi-misi yang sama, tapi keputusan berkoalisi menunggu hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar pada 18 Mei mendatang.
"PDI Perjuangan mengatakan tunggu Rapimnas (Golkar). Sedangkan (Golkar) pembicaraan dengan PDI Perjuangan akan dibawa ke Rapimnas. Jadi ini kan seperti ayam dulu, apa telur dulu," kata politisi senior Partai Golkar Zainal Bintang dalam sebuah diskusi di Hotel Gren Alia Prapatan, Jakarta, Jumat (16/5/2014).
Dia menegaskan, koalisi ini bisa saja terbentuk kalau Partai Golkar hanya mengusulkan nama calon wakil presiden (cawapres) untuk PDI Perjuangan. Saat ini di internal Golkar sudah tujuh nama yang diperbincangkan untuk persiapan menjadi cawapres.
"Apalagi, PDI Perjuangan sudah memberikan boarding pass untuk cawapres. Dan saat ini, mereka (PDI Perjuangan) bilang cawapresnya kemungkinan dua, dua-duanya Makassar. Berarti bisa Jokowi-JK atau Jokowi-Abraham," kata Zainal.
Bila JK yang diambil Jokowi, Zainal menerangkan hal itu tidak menjadi masalah. Sebab, hal itu dikembalikan kepada PDI Perjuangan.
Zainal juga memikirkan kemungkinan terburuk bila cawapres dari Golkar, tidak ada yang dipinang Jokowi. Bila itu terjadi, Zainal menyalahkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) yang tidak becus mengurus partai.
"Ya rugi-lah, kan kita ada target. Buat apa kita pemenang kedua? Berarti kan ada salah kelola manajemen partai, sehingga kita tidak bisa mengkapitalisasi potensi-potensi yang kita miliki, yaitu pemenang kedua, dan kader yang bekerja," tegas Zainal.