Suara.com - Ledakan dan kebakaran tambang batu bara di Soma, Turki, yang menelan 283 korban jiwa memicu kemarahan masyarakat. Unjuk rasa yang yang digelar di sejumlah kota besar berlangsung ricuh.
Dalam aksi, massa demonstran mengecam pemerintahan Perdana Menteri Tayyip Erdogan yang dinilai melalaikan keselamatan pekerja tambang. Massa juga marah karena kurangnya informasi mengenai upaya penyelamatan korban yang masih terperangkap.
Di Kadikoy, demonstran bertindak anarkis dengan melakukan perusakan terhadap fasilitas pemerintah. Sementara di Ankara, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran.
Perdana Menteri Erdogan sendiri telah menetapkan tiga hari berkabung untuk menghormati para korban. Namun, dirinya menganggap peristiwa itu bisa terjadi kapan saja dan terkesan membela diri saat ditanyakan apakah sudah dilakukan upaya pencegahan terhadap insiden semacam itu.
Pemerintah kian menjadi bulan-bulanan massa setelah muncul foto ajudan wakil Erdogan, Yusuf Yerkel, yang menendang seorang demonstran di Soma. Namun pembelaan pun datang dari rekan Yerkel. Menurut sang rekan, si demonstran-lah yang membuat masalah. (Reuters)