Filipina Tawarkan AS Buka Pangkalan Laut di Pulau Palawan

Kamis, 15 Mei 2014 | 18:03 WIB
Filipina Tawarkan AS Buka Pangkalan Laut di Pulau Palawan
Kapal perang Filipina BRP Ramon Alcaraz di perairan Ulugan Bay, Palawan. (Reuters/Erik De Castro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dengan alasan meningkatkan kemampuan melindungi kawasan lautnya, Filipina tampaknya berharap kapal-kapal perang Amerika Serikat (AS) bisa berada di sekitarnya saat dibutuhkan.

Sehubungan dengan itu, yang terkait juga dengan perkembangan sengketa Laut Cina Selatan (LCS), Filipina kini menawarkan AS membangun pangkalan laut di Pulau Palawan, kawasan barat daya negeri itu --tepat di utara Pulau Kalimantan. Seperti marak diberitakan, Cina khususnya yang memiliki klaim atas LCS, belakangan tampak mulai meningkatkan aktivitasnya di kawasan itu.

Sebagaimana diketahui pula, kawasan kaya sumber daya alam itu telah lama menjadi pokok sengketa beberapa negara. Selain Cina, Taiwan, Vietnam, Malaysia, serta Brunei dan Malaysia, juga punya klaim atas kawasan --atau minimal sebagian dari kawasan-- yang ramai dilintasi perdagangan bernilai 5 triliun dolar AS (Rp57.225 triliun) per tahun itu.

Bulan lalu, Filipina dan AS sendiri baru saja menandatangani apa yang disebut dengan EDCA (Enhanced Defence Cooperation Agreement). Ini adalah semacam perjanjian yang memberi AS akses lebih luas ke pangkalan-pangkalan militer Filipina, termasuk juga membangun fasilitas baru, baik untuk kepentingan bencana maupun militer.


"(Pangkalan) Oyster Bay masih belum selesai dibangun, tapi kami perlu mengembangkannya untuk keperluan militer kami," ungkap Kepala Staf Militer Filipina, Jenderal Emmanuel Bautista, dalam wawancara televisi, Rabu (14/5/2014) malam, seperti dikutip Reuters.

"Barangkali melalui EDCA, hal itu bisa difasilitasi dan pembangunan lebih lanjut di Oyster Bay bisa terwujud," tuturnya lagi, merujuk pada pangkalan yang ada di Pulau Palawan tersebut.

Bautista menyatakan, pihaknya berharap AS mampu membantu biaya pembangunan yang saat ini sudah dimulai Filipina. AS juga diharapkan bisa mengembangkannya menjadi sebuah pangkalan utama untuk kepentingan angkatan laut kedua negara.

Oyster Bay sendiri hanya berjarak sekitar 160 km dari Kepulauan Spratly, di mana Cina telah mengklaim kepemilikan setidaknya atas sebuah gugus karang bernama Johnson South Reef. Cina pun belakangan disebut sudah mulai melakukan pembangunan landasan udara di tempat itu. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI