Sejumlah Aktivis Perempuan Dukung Prabowo sebagai Capres

Doddy Rosadi Suara.Com
Selasa, 13 Mei 2014 | 20:24 WIB
Sejumlah Aktivis Perempuan Dukung Prabowo sebagai Capres
Spanduk bergambar pasangan bakal capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. [Antara/Andika Wahyu]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah aktivis perempuan telah mendeklarasikan diri untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai calon Presiden pilihan buruh. Keputusan itu diambil karena Prabowo mau menandatangani dan berkomitmen untuk memenuhi 10 Tuntutan buruh dan rakyat.

Ketua Serikat Karyawan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, Mira Sumirat mengatakan, dukungan dari pihaknya tidak diberikan secara asal. Dukungan tersebut, lanjut Mira, tak terlepas dari keseriusan Prabowo yang ingin memperjuangkan kesejahteraan para buruh dan rakyat Indonesia.

”Sebagai aktivis perempuan, saya mendukung Prabowo sebagai capres. Karena hanya beliau yang berani menerima dan mau menandatangani 10 tuntutan yang kami ajukan,” kata Mira dalam siaran pers yang diterima suara.com, Selasa (13/5/2014).

Selain itu, mantan anggota Dewan pengupahan DKI Jakarta, Rusmiatun mengatakan, dirinya mendukung Prabowo Subianto karena dianggap sebagai sosok pemimpin yang tegas dan berani serta berwibawa. Termasuk keberanian dan komitmen Prabowo yang ingin memperbaiki sistem pengupahan dengan  mengubah item KHL menjadi 84 item.

“Soal kepemimpinan tidak perlu diragukan lagi. Indonesia butuh seorang pimpinan yang tegas,keras dan berwibawa, namun peduli pada rakyat bawah.”ungkap Atun.

Sementara itu, Ketua Komite Perempuan KSPI  Ani Simanjuntak  yakin, jika Prabowo Subianto menjadi Presiden  dapat membuat kebijakan yang tidak diskriminatif bagi para pekerja perempuan. Utamanya dalam hal upah minimum dan perlindungan  pekerja perempuan itu sendiri.

“Kami juga berharap nantinya jika Prabowo terpilih sebagai presiden RI periode 2014 -2019, dapat membuat kebijakan bagi para pekerja perempuan seperti,  tidak ada lagi diskriminasi upah yang diberlakukan terhadap pekerja perempuan.” tandas Ani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI